AGUSTUS adalah bulan yang memiliki nilai istimewa untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesi. Katanya, bulan Agustus itu adalah momentum untuk mengenang kemerdekaan bangsa Indonesia.
Semua kalangan, mulai dari muda hingga tua, begitu bersemangat dalam meramaikan momentum ini. Bisa kita lihat dalam berbagai lomba yang ada.
Mungkin saja ada yang menganggap bahwa lomba-lomba tersebut hanyalah hiburan untuk seluruh masyarakat. Tetapi, sebenarnya dari lomba tersebut kita bisa mengambil banyak pelajaran.
Yang umum bisa kita katakan, lomba-lomba tersebut untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama bangsa Indonesia. Tapi bagi saya pribadi, dalam berbagai macam lomba tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa dahulu kita dijajah.
Para pahlawan berjuang hingga mati pun akan mereka lakukan untuk memenangkan hak mereka, tanah air mereka. Nah, nilai dari lomba tersebut adalah para peserta akan berjuang dengan tidak mudah untuk bisa mendapatkan hak mereka lewat prestasi yang diraihnya.
Mereka akan melakukan persaingan secara sehat untuk menyampaikan betapa kerasnya perjuangan para pahlawan untuk mempertahankan tanah air ini. Dalam lomba tersebut juga sangat jelas disampaikan bahwa, perjuangan setiap generasi itu pastinya berbeda, karena tantangan yang mereka dapati pun berbeda.
Tetapi inti setiap perjuangan dari setiap generasi adalah prestasi dan pencapaian yang mampu diraihnya pada zamannya.
Ketika pemuda memberikan kritik pada pemuda yang lain, tanpa memberi solusi yang ril, artinya penjajahan berhasil merenggut kemerdekaan yang diraih oleh perjuangan para pahlawan.
Setiap generasi memiliki warna yang berbeda-beda, jadi mengkritik warna yang dipilih pemuda yang lain adalah tanda bahwa tingkat kemerdekaan pemuda masih di level rendah.
Lihat saja Indonesia, meski banyak pilihan warna yang indah tetapi Indonesia tetap berdiri bangga dengan warna Merah-Putih.
Merah-Putih adalah warna yang sangat sederhana namun sangat kaya menyampaikan sejarah perjuangan Indonesia. Jika setiap pemuda berhasil memilih warnanya sesuai dengan level pengetahuannya maka Indonesia telah sampai pada kemerdekaan Merah-Putih.
Kemerdekaan Merah-Putih adalah penyatuan dari seluruh elemen. Jadi apa pun warna kita, pastinya kita akan tetap satu dalam satu balutan warna kemerdekaan yakni Merah-Putih.
Merah-Putih pun melambangkan tentang kerasnya perjuangan dan lembutnya kesabaran sehingga kita mendapatkan kemerdekaan. Untuk itu, lihatlah Agustus ini dengan warna Merah-Putih dikibarkan di setiap gedung, mulai dari yang pinggiran hingga gedung pencakar langit.
Dihormati mulai dari yang muda hingga yang tua. Dikibarkan dari tiang bambu ke besi hingga ke beton yang menjulang tinggi di tengah lapangan.
Tepat 17 Agustus—yang telah lalu itu—Merah-Putih yang kita sebut bendera dikibarkan di mana-mana. Saya ingin mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menghormati itu, bukan sekedar mengangkat tangan.
Pemilihan warna merah di atas dan putih di bawah adalah cara untuk menjelaskan bahwa dari dulu yang berani dan kuat tetap akan di atas tetapi yang bersih dan sucilah yang bisa mengangkat pemimpin yang betul-betul berani dan kuat. Ingat, pemimpin itu adalah pilihan orang-orang suci.
Merah-Putih bisa kita kadikan pelajaran untuk menghadapi pesta demokrasi, dengan menempatkan diri sebagai orang suci untuk memilih pemimpin berani. Berani untuk memimpin orang-orang suci sudah pasti tidak akan melakukan hal yang menodai kesucian itu.
Ingat, pemimpin itu adalah yang dipilih oleh orang yang suci, jadi jika pemimpin tidak menjadi jawaban atas tantangan zaman maka mari kita berkaca. Apakah kita sudah menjadi orang suci dalam memilih, atau kita dengan sengaja memilih pemimpin yang menodai kesucian kita?
Salam kemerdekaan Mereh-Putih. Salam perjuangan Tanah-Air. Dan, salam potensi surga, berdampak neraka.
NILAWATI