TRANSTIPO.com, Mamuju – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar acara Pertemuan Tahunan yang diselenggarakan di Ballroom d’Maleo Hotel and Convention Mamuju pada Kamis, 6 Desember 2018.
Acara ini dikemas dalam bentuk Talkshow dimulai sejak pagi pada pukul 09.30 s.d pukul 12.30 WITA. BI memilih tema “Sinergitas untuk Ketahanan dan Pertumbuhan”.
Pembukaan acara dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar, Sekretaris Provinsi Sulbar Dr. Muhammad Idris DP, perwakilan Polda Sulbar, sejumlah bupati dan wakil bupati di Sulbar, pimpinan perbankan, pengusaha serta tamu undangan lainnya.
Ketika penyampaikan sambutan, Wakil Gubernur Sulbar Hj. Enny Anggraeni Anwar menyampaikan apresiasi atas langkah BI dalam menjaga stabilitas inflasi bersama TPID di tingkat provinsi dan kabupaten.
“Kehadiran Bank Indonesia (BI) yang menginjak tahun ke-4 ini telah memberikan warna baru bagi pembangunan di Provinsi Sulbar. Rekomendasi kebijakan yang didukung data dan analisis yang komprehensif merupakan salah satu bukti keseriusan BI menjadi mitra strategis bagi Pemerintah Provinsi Sulbar,” sebut Hj. Enny Anggraeni Anwar.
Masih pada acara pembukaan, dalam sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) BI Provinsi Sulbar Dadal Angkoro mengatakan, jika kita berbicara masalah pertumbuhan ekonomi di Sulbar tahun 2018, maka saya katakan alhamdulillah Sulbar masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Mengapa saya mengatakan demikian, karena melihat situasi ekonomi di luar atau di eksternal global itu tidak menentu, yang juga memberi dampak terhadap perekonomian di Indonesia,” sebut Dadal Angkoro.
Dadal mencontohkan, saat terjadi depresiasi nilai tukar rupiah membuat nilai ekspor menurun, tetapi dengan keadaan itu di Provinsi Sulbar masih bisa mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi yang bagus. Dan perkiraan kami, pertumbuhan ekonomi Sulbar untuk tahun 2018 berkisar 6,8 persen.
“Perkiraan kami pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulbar akan naik sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yaitu berkisar 6,8 persen dari tahun sebelumnya 6,7 persen,” jelas Dadal Angkoro.
Ia mengatakan, ditengah perekomonian yang tidak kondusif, kita di Sulbar masih relatif stabil. Hal ini merupakan basis untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekomoni Sulbar jika kita dapat merealisasikan potensi yang ada.
“Salah satu yang harus kita lakukan yaitu, mengembangkan daerah-daerah di Sulbar untuk mampu menarik para investor menanamkan sahamnya di Provinsi Sulbar,” sebut Dadal Angkoro.
ARISMAN SAPUTRA/SARMAN SHD