TRANSTIPO.com, Bandung – Ihsan Adam Wirawan, pemuda asal kota kembang Bandung, Jawa Barat, memilih karir sebagai atlet bulutangkis Indonesia.
Olahraga tepuk bulu ini sudah menjadi pilihannya, bahkan hingga menua kelak.
Ihsan Adam Wirawan lahir di Kota Bandung, pada 6 juli 1994. Ia anak sulung dari tiga bersaudara.
Ihsan lahir dari pasangan Sudiyono dengan Sri Yudaningsih. Ayah ibunya ini sangat mendukung Ihsan menjalani karir sebagai pemain bulutangkis profesional.
Ihsan menggeluti dunia bulutangkis sejak berumur 7 tahun. Bakatnya seolah terpendam. Dan sejak saat itu talentanya mulai terlihat — bakal jadi pemain sungguhan.
Kesungguhan Ihsan dalam berlatih, pada 2007 ia mulai bergabung di PB Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat.
Di klub itu, Ihsan dilatih oleh legenda bulutangkis Indonesia, yakni Trikus Harjanto.
Ketika Ihsan beranjak remaja hingga taruna, ia fokus bermain di nomor ganda putra dan ganda campuran.
Sejak saat itu Ihsan telah banyak meraih juara, hingga seterusnya, sebelum tiba waktu keemasannya.
Pada 2012, Ihsan beruntung sebab telah mengecap peluang besar bermain di dunia profesional dengan bergabungnya di Pelatnas, sampai 2013.
Meski tak lama, hanya setahun lebih, Ihsan bersyukur sebab selama di Pelatnas itu, ia beroleh ilmu dan pengalaman yang tak ternilai. Dari sinilah karir profesionalnya terbentuk.
2014 lalu, Ihsan benar-benar seolah berjalan di atas mimpi: keliling Eropa. Di sejumlah negeri yang dingin itu, Ihsan berpelesir membawa namanya dan kemampuannya bermain badminton.
Di tahun 2015, ia juga sempat menjadi sparing di Philipine selama enam bulan. Tahun 2016 ia sempat menjajal bermain Liga Swedia.
Sekembalinya dari Eropa, pada 2017, Ihsan bergabung dengan SGS PLN Bandung, saat itu Ihsan dilatih dan membantu coach Erwin — saling membagi pengalaman.
“Saya pribadi hanya bekerja keras dengan apa yang saya mau sebagai atlit, karena sukses atau gagal itu adalah takdir, yang terpenting saya sudah mencoba sampai titik darah pengahabisan, dan saya sangat berterimakasih kepada coach Erwin sebagai pelatih. Ia sudah seperti kakak. Ia selalu memberi masukan di saat keadaan apa pun,” ungkap Ihsan.
Di akhir perbincangan, Minggu, 3 Januari 2021, ia menutup, “Besar harapan saya bisa membanggakan keluarga tercinta saya kelak, dan bisa menjadi harapan keluarga saya lewat hobi bermain bukutangkis.”
M. SABARUDDIN