Sulbar, Raksasa Terlelap? Akmal Datang Mengarau Potensi yang Tidur

1135
Pj Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik. (Foto: Net)

Pj Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik tertantang bangunkan raksasa yang 18 tahun masih tidur.

Oleh: Amiruddin Shompak

PERTEMUAN ini kedua kalinya, berdiskusi dan berdialog dengan Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik. Ia ramah, ceria meladeni lawan diskusi, seperti saat kami dari DPN Perkasa Sulbar yang datang menemuinya.

Sepenggal kalimat Akmal Malik yang membuat saya tercengang dan kembali berpikir untuk daerah ini.

“Setelah saya berkeliling di enam kabupaten, saya melihat Sulawesi Barat ini adalah raksasa yang sedang tertidur dan ini yang akan kita bangunkan,” kata Akmal Malik.

Kata-kata penjabat gubernur ini sontak mengaktifkan imajinasi berpikir saya tentang Sulbar, lalu muncul pertanyaan – pertanyaan besar dalam pikiran saya. Sulbar adalah raksasa yang sedang tertidur? Iya juga, sih.

Sulawesi Barat merupakan provinsi ke-33 di Indonesia yang terdiri dari 6 kabupaten: Polewali Mandar, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu dan Mamasa.

Sulawesi Barat kaya akan sumberdaya alam, mulai dari sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan Kelautan. Tak hanya itu, Sulawesi Barat memiliki posisi yang sangat strategis yang disebut dengan “Pintu Segitiga” dan perairan Sulawesi Barat melalui Selat Makassar potensial dijadikan sebagai rute tol laut di bidang kemaritiman.

Luas potensi lahan pertanian dan perkebunan Sulawesi Barat 1.429,29 kilometer persegi dan 3.969,32 kilometer persegi. Daerah ini termasuk salah satu daerah penghasil kopi robusta, kopi arabika, kelapa, kakao, sawit, jagung hingga cengkih.

Dari sektor kehutanan, Sulbar memiliki luas kawasan 1,09 juta hektar pada tahun 2017 dengan hutan produksi seluas 423,42 ribu hektar. Sektor perikanan, Sulbar memiliki potensi perikanan tangkap sebesar 929.700 ton per tahun dan hanya 10 persen saja yang telah dimanfaatkan.

Selain itu, Sulbar juga memiliki potensi besar di bidang pertambangan seperti emas, batubara, nikel, mangan, minyak dan gas bumi.

Tahun 2009, Kepala Badang Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Sulbar, Surung Katta, dilansir AntaraSulsel.com, peluang investasi yang besar untuk dikembangkan terutama minyak bumi, gas bumi, bahan galian logam (emas, timah hitam dan bijih besi) serta beberapa bahan galian non logam yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi.

“Potensi kekayaan alam ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan di masa kini dan yang akan datang,” tuturnya.

Dia mengatakan, SDA lainnya yang memiliki sejuta peluang bagi calon investor juga terdapat batu bara dengan potensi 232.142.102 ton dan 19.004.012 ton cadangan di Kabupaten Mamuju.

Sedangkan untuk potensi bijih besi juga banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, terdapat di Kecamatan Tapango sebesar 81.704.235 Ton Floanting Ore dan 415,36 Ton Primary Ore terdapat di Kecamatan Anreapi sebesar 328.528 ton floanting Ore serta di Kecamatan Binuang sebesar 6.044 ton.

Untuk bahan galian non logam, kata Surung, potensi zeolit juga dapat dijumpai di Kabupaten Mamasa sebesar 17.057.600 ton dan 119.673.119,8 m3 terdapat di Kabupaten Majene.

Dikutip dari Okezone.com, potensi uranium, tepatnya di Desa Botteng, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, tertanam sedikitnya 70.000 ton potensi cadangan uranium terbesar di Indonesia. Ini dapat digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Selain terletak di kawasan tersebut, potensi cadangan tercatat juga di area Kalan dan Bangka.

Kepala Bidang Radiokologi, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dadong Iskandar memebeberkan, memang benar adanya potensi cadangan uranium dengan tingkat cadangan tersebut di wilayah region tersebut. Bukan hanya uranium, Indonesia juga memiliki potensial dengan cadangan nuklir jenis lainnya.

Potensi nuklir jenis lain yang dimaksud yakni thorium dengan kapasitas maksimal yang mencapai 130.000 ton, bahkan hampir 2 kali lipat potensi uranium.  Tetapi, dia tak mau berspekulasi lebih jauh akan potensi nuklir yang selama ini terdapat di kawasan Mamuju. Dirinya hanya menggambarkan bagaimana proses mulai ditemukannya energi cadangan tersebut.

“Ini masih membutuhkan kajian lebih jauh lagi. Tetapi proses penemuannya sendiri melalui tahapan yang sangat panjang. Keberadaan uranium itu sudah terkandung sejak kita belum lahir dan memang sudah ada sejak dulu,” kata Dadong di Mamuju, Senin 19 Februari 2018.

Menurut Dadong, proses penemuan bahan nuklir tersebut bermula dari proses penelitian dengan menggunakan sistem gread (tingkatan). Para ahli berkeliling Indonesia dengan memanfaatkan peta sebagai petunjuk lalu melakukan observasi secara mendalam.

“Kita petak dengan bentuk persegi dengan menggunakan peta. Dan membaginya dalam konstruk 60 per 60 dalam bentuk kotak. Lalu setelah dilakukannya penelitian lebih mendalam dan memang terbukti kapasitasnya tinggi dibandingkan daerah lain. Misalnya saja di daerah lain tercatat 40 hingga 50 anosivet perjam. Tetapi rata – rata di Mamuju lebih tinggi dan mencapai 400 hingga 600,” bebernya.

Tak hanya itu, masih banyak kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Sulawesi Barat seperti bahan baku tambang wood pellet, mangan, nikel dan lain-lain.

Dari sektor paraliwisata. Enam Kabupaten di Sulawesi Barat memiliki potensi wisata yang perlu dikembangkan, mulai dari wisata pesisir pantai, pulau-pulau hingga wisata alam seperti air terjun di Kabupaten Mamasa.

Jalur strategis perekonimian yang perlu dikembangkan seperti Bandar Udara Tampa Padang, Pelabuhan Belang-Belang Pelabuhan Fery Mamuju, Pelabuhan Palipi Majene dan beberapa pelabuhan yang menjadi alternatif jalur perekonomian di Sulbar.

Mungkin sebagian kecil peluang-peluang inilah yang dilihat dan dibaca oleh Pj. Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik setelah berkeliling di enam kabupaten sehingga mengatakan, Provinsi Sulawesi Barat ini adalah raksasa yang sedang tidur dan perlu untuk dibangunkan. Dalam artian dikelola secara maksimal dan profesional sehingga mampu menjadi pendapatan demi kemajuan daerah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini