TRANSTIPO.com, Mamuju – Hasil wawancara singkat kepada politisi muda dari Nasdem itu berkat bantuan layanan WhatsApp, baru satu jam lebih yang lalu, Minggu, 15 Oktober 2017.
Politisi muda ini baru 40 tahun. Ia alumnus di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin, Ujungpandang, Sulsel. Kini, namanya Universitas Islam Negeri Makassar.
Kampus induknya berada di Jalan Sultan Alauddin, Tala Salapang, Kota Makassar. Mungkin itulah mengapa dulu kampus ini diberi nama IAIN Alauddin.
Sultan Alauddin adalah salah seorang Raja di Kesultanan Gowa, tempo dulu. Dalam sejarah disebutkan, nama lengkap sultan ini adalah I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tuminanga ri Gaukanna, Raja ke-14 Kesultanan Gowa, mulai 1593. Beliau wafat pada 15 Juni 1639.
Raja Gowa ke-16 yakni Sultan Hasanuddin—salah seorang raja kesohor dan pemberani di Nusantara silam—adalah cucu dari Sultan Alauddin.
Pada 2000 itulah Abdul Rahim menyelesaikan kuliahnya dan bergelar Sarjana Agama di kampus itu. Setelah itu, lelaki kelahiran Tu’bi Taramanu, Polman, ini pulang kampung: ikut barisan perjuangan pembentukan Sulbar untuk jadi provinsi.
Selain itu, ia masuk partai politik. Pada 2004, Partai Pelopor—sudah ‘wafat’ beberapa tahun lalu—mengantarnya masuk DPRD Polman. Periode berikutnya, 2009-2014, adalah periode kedua ia di legislatif daerah, tapi kali ini sudah pakai kendaraan Partai Nasdem.
Berlanjut hingga ke DPRD Provinsi Sulbar pada Pemilu 2014. Abdul Rahim raih satu kursi di Dapil Polman.
Sudah tiga tahun lebih Rahim di dewan Sulbar. Di Partai Nasdem Sulbar, posisinya dalam pengurus sedikit ‘dramatik’. Dipercaya selaku ketua wilayah lalu turun jadi sekretaris partai lantaran Andi Ibrahim Masdar (AIM) didapuk jadi ketua partai.
Tak cukup setahun, pada kurun 2017 ini saja, AIM tinggalkan Nasdem Sulbar maka Rahim kembali naik ke posisinya semula, Ketua DPW Nasdem Sulbar—hingga kini.
Perihal Pilkada seretak 2018, Rahim sibuk mengurusi dua daerah yakni Polman dan Mamasa—akan memilih bupati dan wakil bupati (Pilbub).
Dikonfirmasi sebelum beduk magrib berbunyi, jelang malam tadi, tentang alasan Nasdem memilih Ramlan Badawi diusung sebagai bakal calon Bupati Mamasa 2018.
Mengapa bukan Obed Nego, misalnya?
“Itu sepenuhnya adalah hasil kajian dan telaah Tim 7 DPP. Kami hanya kader yang harus tunduk dan patuh pada instruksi/keputusan DPP NasDem,” tulis Rahim dalam layanan WhatsApp kepada laman ini.
Abdul Rahim tambahkan, “Tugas kami hanya meneruskan hasil penjaringan di tingkat DPD. Lalu DPW meneruskan ke DPP melalui Tim Pilkada DPP.”
Siapa figur yang direkomendasi Nasdem di Pilbub Polman 2018?
“DPP NasDem melalui Tim 7 sudah resmi menyerahkan rekomendasi dukungan kepada Salim S. Mengga,” jawab Abdul Rahim, singkat.
Salim Mengga dimaksud yang jenderal itu?
“Iya. Salim S. Mengga. Itu sudah resmi diserahkan DPP, langsung ke Beliau,” tulis Rahim lagi.
SARMAN SHD
Tinggal mencari pasangan untuk calon wabup, perlu yg muda untuk mengimbangi kesempurnaan