Menanti ‘Pasar Jokowi’ Mamasa di Tengah Pilkada ‘Penuh Duri’

706
PRESIDEN JOKO WIDODO KETIKA BERKUNJUNG KE MAMASA, SULAWESI BARAT, SELASA, 23 APRIL 2024. (FOTO: SEM)

Setiap gelaran Pilkada menyertakan cerita beragam dan juga luka yang dibuat-buat

TRANSTIPO.com, Mamasa – Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Mamasa pada Selasa, 23 April 2024 begitu meriah. Rakyat menyemut mengerubungi dan bangga. Mamasa begitu terhormat dikunjungi Presiden RI untuk kali pertama. Bersejarah sebab sepanjang sejarah republik baru Jokowi yang menginjakkan kaki di Bumi Kondosapata Uai Sapalelean. Namun kini semua itu seolah buram.

KunjunganJokowi masih akan terus membekas di hati dan pikiran masyarakat Kabupaten Mamasa — terutama warga Mamasa kota — tapi lantaran janji beliau yang belum mewujud kini, paling tidak progres awal tanda pembangunan dimulai, belum tampak hingga sekarang.

Tujuh bulan berlalu ketika Presiden Jokowi mendaratkan helipad di lapangan Lambanan, melambai-lambai warga di sepanjang jalan dari luar kota hingga ke pusat kota Mamasa yang mini. Beliau ke pasar. Menyentuh telapak warga pasar tradisional. Menjanjikan pasar kelas semi-modern akan segera hadir di Mamasa.

Jokowi berjalan perlahan di tengah kerumunan warga. Ia berdiri begitu santun di lorong kecil dekat pasar. Melayani wawancara para Jurnalis di Mamasa dan dari luar Mamasa.

“Saya yang bangun. PUPR yang bangun. Pusat. Mengenai lahan, Gubernur, Pemda Mamasa yang urus,” begitu potongan kutipan Jokowi tempo itu di Mamasa kota.

Pak Jokowi telah lengser. Pasar darurat merubung nasibnya: ditengok perlu karena hanya itu yang ada. Kondisinya sungguh tak layak sebuah pasar.

Terkait data tekhnis rencana pembangunan ‘Pasar Jokowi’ di Mamasa, Pj Bupati Mamasa Dr. Muhammad Zain irit bicara. Selain tentunya ia haturkan niat baiknya bangun Mamasa, termasuk untuk pasar baru itu dan RSUD Mamasa yang baru pula.

Jumlah dana dari pusat (APBN) seperti hadiah yang dijanjikan Jokowi masih tertutup rapat. Penjabat bupati Zain tak menyebutkan ketika ditanyakan angkanya. Termasuk besaran alokasi dari APBD Kabupaten Mamasa di 2024 ini untuk pembelian lokasi pasar di dekar Pasar Jenol itu.

“Ada appraisalnya,” Doktor Zain menyebut singkat pada Jumat petang, 6 Desember, sekitar pukul 15.17 Wita.

Harga sebenarnya yang disebutkan M. Zain tak diterakan dalam keterangan tertulisnya. Para pihak pun belum bersedia menyebut angka rupiah terkait harga bayar lokasi (calon) ‘Pasar Jokowi’ tersebut.

Soal pembangunan pasar dimaksud kelak, Doktor Zain menerangkan jurus idealisme dan empatinya:

“Mamasa sudah sangat kumuh dan pertumbuhan ekonomi rendah. Gara-gara tidak ada pasar yang representatif,” jelas Zain dalam keterangannya.

Ia juga menyebut, RSUD Kondosapata, insya Allah sudah menjadi quick win P2P dan pembangunannya tahun 2025.

“Tanggal 9 s.d. 11 Desember (besok), tim survey dari Kementerian Kesehatan (pusat) akan datang,” tambahnya menerangkan.

Harapan Zain sungguh besar: “Pertanda baik untuk Mamasa.”

Kasus pasar baru Mamasa itu berkelindan di tengah gelombang Pilkada Mamasa yang belum usai.

Sesuai Jadwal yang beredar, KPU Mamasa baru akan mengumumkan hasil pleno KPU pekan depan, sekitar tanggal 16 Desember.

Tapi umum diketahui, hitung nyata lebih cepat menunjukkan Paslon Bupati dan Wakil Bupati, Welem Sambolangi – Haji Sudirman (03) memenangi Pilkada Mamasa dengan perolehan suara 39 persen dari jumlah pemilih sah.

Pemenang kedua — menurut data bukan dari KPU Mamasa — Paslon Robinson Paul Tarru – David Bambalayuk (01) runner-up dengan perolehan 31 persen, dan Paslon Ruslan – Hj. Faridha Pachri (02) terakhir, 29 persen.

Semburan bunyi gelombang pilkada barusan belum mereda. Paling tidak bisa dilihat dari perbincangan di media sosial dan media percakapan berjejaring.

Luap-luap para pendukung masih menyeringai setiap alur obrolan. Panas dingin masih terlihat.

Aroma pilkada yang belum usai, tuntutan segera dimulainya pembangunan ‘Pasar Jokowi’ di kota Mamasa mulai menemukan narasinya kembali setelah meredup sekian bulan lamanya.

Pilkada datang seolah mengipasi agar disegerakan pembangunan pasar itu. Minimal pemasangan papan proyek oleh Pemkab Mamasa.

Dan, soal pasar ini, menyeruak kabar zumir bahwa “ada pilkada dalam jual beli lokasi pasar”.

Jika hal ini benar Pj. Zain mesti kerja keras merapikan barisan pemerintahannya. Waktu untuknya di Mamasa — dalam hitungan normal — tak cukup 3 bulan lagi. Penguasa baru Mamasa segera mengenakan mahkota, sekitar 15 Februari mendatang.

Lalu, Zain?

Intelektual mapan di bidang agama Islam dan perbandingan agama-agama Samawi, ujian terberat untuknya menghadang kini ada di pasar Jokowi.

Akankah ia tersandera kasus pasar itu gegara efek pilkada? Entahlah.

Silang singkarut Pilkada Mamasa barusan berisisan kuat dengan kian membuncahnya harapan Rakyat Mamasa untuk segeranya hadir pasar pelipur lara masa depan itu.

Belum ada penjelasan secuil pun dari Denpasar, Bali, tempat teduh om Jenol bermukim sejak lama.

SARMAN SHD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini