
TRANSTIPO.com, Mamuju – Dinas Kesehatan Provinsin Sulawesi Barat (Sulbar) kerja sama dengan Unicef menggelar monitoring dan evaluasi kelompok kerja penanggulangan penyakit malaria tular vektor dan zoonotik pada Selasa, 22 Januari 2019.
Rapat monitoring dan evaluasi digelar di d’Maleo Hotel and Convention Mamuju, dihadiri Sekprov Sulbar Dr. Muhmmad Idris DP, Kepala Kantor Unicef Makassar Henky Widjaja, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar dr. Achmad Azis.
Dalam sambutannya, dr. Achmad Azis mengatakan beberapa tahun ini Provinsi Sulbar ada yang masuk dalam kategori potensi edinsi malaria, mulai dari Paku (di Polewali Mandar) hingga Suremana (di Pasangkayu).
“Dari 6 kabupaten di Provinsi Sulbar, data sampai tahun 2019, ada 2 kabupaten yang belum dan tertunda mendapatkan eliminasi malaria yaitu Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Utara yang sekarang menjadi Kabupaten Pasangkayu,” ungkap dr. Achmad Azis.
Menurutnya, sedangkan kabupaten yang sudah tereliminasi malaria yaitu Kabupaten Polewali Mandar (Polman) tahun 2014, serta Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamasa.
Namun, tambahnya, semua kabupaten yang ada di Sulbar manual insiden sudah di bawah 1, artinya secara keseluruhan Sulbar sudah masuk dalam kategori wilayah hijau. Dulunya merah kemudian beralih menjadi kuning, dan sekarang sudah memasuki wilayah hijau.
“Karena kita sudah masuk dalam ketegori wilayah hijau, dalam waktu tidak terlalu lama, Sulbar akan masuk kategori wilayah yang tereliminasi oleh malaria,” ungkapnya.
Ia tambahkan, sesuai dengan rencana nasional, eliminasi Malaria itu berakhir pada tahun 2030. Namun untuk Sulbar sendiri, eliminasi malaria di setiap kabupaten diperkirakan selesai pada tahun 2020.
ARISMAN SAPUTRA