TRANSTIPO.com, Mamuju – Sekilas sejarah. Belum genap setahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945 di Jakarta, sejumlah wartawan Indonesia berhimpun.
Pegiat pers, yang di antara mereka ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan itu, berhimpun untuk mendirikan sebuah lembaga wartawan di Indonesia.
Maka, pada 9 Februari 1946, di kota Solo, Jawa Tengah, didirikanlah sebuah wadah pers nasional yang bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Kini, atau pada kepengurusan PWI Pusat Periode 2013-2018, Margiono terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Henry Ch Bangun.
Terkini di Mamuju.
Jika tak ada aral menghadang, pada Selasa, 24 Oktober 2017, PWI Provinsi Sulbar akan menggelar Konferensi Provinsi (Konferprov) III dengan tujuan—salah satunya—memilih Ketua PWI Sulbar untuk satu periode berjalan.
Ketua terpilih itu—bersama satuan formatur—kemudian menyusun kepengurusan provinsi yang utuh. Begitulah ketentuan dalam PD/PRT PWI.
Sejak kedatangan Ketua Bidang Pembinaan Daerah PWI Pusat Atal S. Depari di Mamuju, Sulbar, sebulan lebih yang lalu, telah bersepakat bersama dengan pengurus PWI Sulbar menunjuk Mursalim Madjid, Haji Abdul Halim, dan Muh. Solichin sebagai Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Panitia Konferprov III PWI Sulbar.
Berpacu dengan waktu.
Sekitar sepekan kemudian sejak pulangnya ‘utusan khusus’ PWI Pusat itu, terbetuklah panitia yang lengkap. Sejak itulah kerja-kerja tekhnis kepanitiaan berjalan—terbukti sudah sekian kali rapat dilaksanakan di sekretariat panitia, lantai 1 Graha Pena Mamuju.
Memercayakan sepenuhnya kepada Sulaeman Rahman, Sekretaris PWI Sulbar, untuk berangkat ke Jakarta mengonsultasikan sejumlah hal adalah salah satu agenda formil yang ‘menguras’ pikiran dan waktu.
Salah satu poin penting—dalam rangka tugas Sulaeman Rahman itu—adalah finalisasi ‘status keanggotaan lanjutan’ dan pembuatan—atau lebih tepatnya—perpanjangan Kartu Anggota PWI di Sulbar.
Hasilnya, meski dengan sekian banyak catatan menyertainya, sebanyak 48 buah Kartu Anggota PWI dibawa pulang ke Mamuju, Sulbar.
Cerita pendek menyertainya.
“Saya berangkat di Mamuju, Jumat malam, 13 Oktober, dan kembali atau tiba lagi di Mamuju seminggu kemudian, atau persis 18 Oktober 2017,” tulis Sulaeman Rahman dalam layanan WhatsApp kepada Sarman SHD—kru laman ini—satu dua jam sebelum tulisan ini dibuat.
Pekan lalu ketika sedang berada di Kantor PWI Pusat, Gedung Dewan Pers Latai IV, Jalan Kebon Sirih 34, Jakarta, Sulaeman Rahman menyambut pertanyaan transtipo.com.
“Dengan segala upaya, Alhamdulillah sudah jadi Kartu Anggota PWI sebanyak 48 buah. Ini bagai mimpi adinda. Ketika provinsi lain di Indonesia berkeluh kesah soal lamanya waktu pembuatan kartu mereka, kita malah terlampau cepat. Saya bersyukur tiba di Jakarta dengan segala urusan penting yang nyaris lengkap,” jelas Sulaeman kepada laman ini, tempo hari.
Mantan wartawan Harian FAJAR ini tambahkan, mengenai status anggota muda—yang jumlahnya kalau tak salah 40-an orang wartawan—yang belum diterbitkan kartunya oleh PWI Pusat, mereka diharuskan ikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dulu.
Artinya, bagi anggota muda, meski harapan untuk miliki kartu baru berhologram itu belum untuk saat ini, tapi janganlah berputus harapan.
“Ini aturan dari PWI Pusat merujuk ketentuan Dewan Pers. Jadi bukan saya yangbuat-buat ini aturan. Ini yang perlu dipahami oleh teman-teman PWI Sulbar,” kata Sulaeman lagi.
Hari ini, esok hingga lusa tentunya, Mursalim Madjid dan Haji Halim akan kian super sibuk. Mengomandoi kepanitiaan sebuah perhelatan penting—dengan ‘menggerakkan manusia super bebas’—yang tinggal menghitung hari, adalah ujian berikut sebagai seorang wartawan senior.
Pada rapat panitia beberapa malam lalu, telah terkonfirmasi kepada Mursalim dan Sulaeman bahwa, pada 23 Oktober 2017, dua tamu penting dari Jakarta aka tiba di Mamuju, Sulbar.
Kedua tamu dimaksud itu adalah Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat Sasongko Tedjo dan Ketua Bidang Pembinaan Daerah PWI Pusat Atas S. Depari.
Keduanya akan ‘mengawasi’ langsung pelaksanaan Konferprov III PWI Sulbar. Apa pun hasilnya, itulah yang akan dibawa pulang ke Jakarta.
SARMAN SHD