![1000051734](https://www.transtipo.com/wp-content/uploads/2023/12/1000051734-696x451.jpg)
TRANSTIPO.com, Topoyo – Cukup strategis sudut pandang pemikiran para pemangku pembangunan dan pemerintahan di Bumi Manakarra — wilayah Mandar besar di kawasan barat Sulawesi, dua puluhan tahun silam.
Kawasan Manakarra yang dulunya hanya satu kabupaten, yakni Kabupaten Mamuju, kini telah mantap membangun dengan geliatnya masing-masing dalam daerah otonom tiga kabupaten: Mamuju, Pasangkayu, dan Mamuju Tengah.
Seiring hadirnya Provinsi Sulawesi Barat tahun 2004 di kawasan barat Sulawesi, menjadi penting hadirnya tiga kabupaten atau tambahan dua kabupaten baru tersebut di Bumi Manakarra.
Tiga kabupaten ini — plus kabupaten baru Mamasa serta dua kabupaten tua laiinnya, Polewali Mandar dan Majene — menjadi penopang utama Provinsi Sulawesi Barat.
Pikiran para elit politik Manakarra teramat piawai dengan menghadirkan lebih dulu Kabupaten Mamuju Utara (Matra) sekitar 20 tahun lalu. Meski kemudian (2017) kabupaten paling utara ini bersalin rupa dengan nama barunya: Kabupaten Pasangkayu.
Induk Kabupaten Mamuju masih terlampau luas. Hampir 10 tahun setelah Pasangkayu menjawab panggilan dan keharusan sejarahnya, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) hadir sebagai daerah otonom baru (2012).
Dua daerah pemekaran baru dalam rahim Manakarra ini menggeliat dengan kandungan kekayaannya yang paling menyolok, yakni perkebunan tanaman Sawit. Komoditi ini menjadi topangan vital pembangunan daerah baru tersebut.
Meski baru berumur 11 tahun — dengan puncak HUT jatuh pada 14 Desember — Kabupaten Mamuju Tengah kian menggeliat. Jalur jalan utama di kota Topoyo dipermak menjadi dua lajur yang lebar.
Kantor Bupati Mamuju Tengah telah berdiri megah di pintu gerbang kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak.
Kantor-kantor pemerintahan untuk puluhan OPD di kabupaten ini tentu menjadi pekerjaan rumah berikut seiring kedewasaan dan umur bergerak daerah baru ini.
Lalla Tassisara Expo 2023
Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) akan melaksanakan agenda seremonial besok, Kamis, 14 Desember 2023, sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11.
Hari besar kabupaten ini disambut dengan beragam kegiatan. Pada Kamis petang, 7 Desember, Pemkab Mateng melaksanakan pembukaan pameran pembangunan yang disebut Lalla Tassisara Expo 2023.
Pameran ini diadakan di Alun-alun KTM Tobadak, di depan Kantor Bupati Mateng.
“Ada 138 tenant: 34 OPD/instansi, 32 desa, dan 72 UMKM,” kata Kepala Bappeda Kabupaten Mamuju Tengah, Litha Febriani dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 13 Desember, pukul 13.00 WITA.
Setelah audiensi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mateng, Dr. H. Askary Anwar pada Rabu siang, saya bersama dua kawan mengunjungi lokasi pameran atau Lalla Tassisara Expo 2023.
Stand pameran yang pertama kami kunjungi adalah tenant Bappeda Mateng, lalu berkeliling melihat stand-stand lainnya hingga menyudahi perjalanan singkat di salah sebuah stand UMKM dengan menikmati racikan minuman dingin dan bakso bakar.
Menurut Litha Febriani yang juga Koordinator Lalla Tassisara Expo, ada memang pelaku UMKM yang berjualan di lokasi paneran itu.
“Untuk UMKM, kita sudah sering mengadakan, tapi pelibatan OPD dengan skala besar seperti Expo kali ini baru pertama kali,” kata Litha melalui kiriman WhatsApp.
Tema pameran Lalla Tassisara Expo 2023 ini cukup menarik, yang menurut Litha sejalan dengan HUT ke-11 Kabupaten Mateng: 11 Tahun Berkarya Bersama Dalam Keberagaman.
“Diharapkan melalui tema ini menjadi modal utama dalam berkarya bersama di tengah keberagaman/kemajemukan masyarakat Mamuju Tengah,” kata Litha Febriani.
Pada pameran akbar Kabupaten Mateng ini terdapat beberapa kegiatan. Menurut ibu Litha, bentuk kegiatan ini didesain dalam bentuk pameran terdiri dari stand: UMKM yang menjajakan kuliner; fashion; kerajinan; produk kecantikan.
“Juga ada stand desa, badan usaha, perbankan serta OPD. Dirangkaikan berbagai acara seni, budaya dan olahraga seperti, fashion show, tari kreasi, lomba video promosi dan building pariwisata, puisi, pagelaran musik, game tradisional dan yang bersifat spontanitas game,” urai Litha Febriani kepada media ini.
Karnaval budaya dengan pernak-pernik kekhasannya yang ditampilkan oleh sejumlah komunitas budaya masyarakat Kabupaten Mamuju Tengah seolah menjelaskan bahwa kabupaten ini adalah perwujudan Indonesia mini di tanah Sulawesi.
SARMAN SAHUDING