Kru Film Kita Beda (Maerre'). (Foto: Ist.)

TRANSTIPO.com, Blitar – Diikutkan dalam Festival Film Pendek Pemuda 2017 se-Indonesia, Film Kita Beda—Maerre’—yang diproduksi oleh pemuda Mamuju, Provinsi Sulbar.

Film Maerre’ ini adalah produksi film yang menjadi satu-satunya wakil karya anak muda dari Provinsi Sulbar. Alhasil, Film Maerre’ keluar sebagai juara pertama atau mengalahkan karya anak muda dari 33 provinsi lainnya di Indonesia.

Penentuan pemenang ini disampaikan pada ajang Kirab Pemuda yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI di Blitar, Jawa Timur.

Dari 34 provinsi yang mengikuti lomba film pendek ini—dimana setiap provinsi mengirim satu durasi utuh film untuk dilombakan.

Melalui hasil penjurian, dari 34 film yang tersaring menjadi tiga nominator atau film terbaik yakni: Film Kita Beda (Maerre) dari Mamuju, Sulbar; Pancasila dari Cilegon, Banten; dan Makna dari Sidoarjo, Jawa Timur.

Pada penilaian akhir, Film Kita Beda (Maerre’) keluar menjadi pemenang pertama dalam Festival Film Pendek Pemuda 2017.

Ariestho, salah seorang juri pada festival film pendek tersebut, dalam sebuah percakapan melalui WhatsApp, kepada transtipo.com mengatakan, “Maerre’ berhasil mengangkat kearifan lokal dari filosofi kain tradisional (tenun Sekomandi) sebagai simpul kasih sayang dan persatuan melaui tokoh guru yang dengan tulus mengabdi di tempat yang bukan lingkungan keyakinannya (baca: non Muslim). Konsep kasih dari masyarakat Kristiani melalui tokoh ibu cukup jelas terpaparkan,” jelas Ariestho sembari memaparkan sekilas sinopsis Film Kita Beda (Maerre’) pada Rabu, 6 Desember 2017.

Dari pointer penjurian pada Film Kita Beda (Maerre’) yang keluar sebagai pemenang. Menurut Ariestho, dari pemilihan tema film sudah akurat, artistik penyutradaraan, penulisan skenario, teknik kamera, dan editing dinilai cukup bagus.

Ikhwan Wahid, sutradara Film Kita Beda (Maerre’) memberi apresiasi kepada pemuda Mamuju yang terlibat dan telah bekerja keras dalam proses pembuatan film tersebut.

“Alhamdulillah. Dan saya apresiasi kepada teman-teman yang tergabung dalam pembuatan film Maerre’ ini. Mereka telah bekerja keras selama beberapa hari dalam produksi film. Dan, pada akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan,” puji Ikhwan.

Abdi Latief, penulis naskah Film Kita Beda (Maerre’) dikutip melalui video WhatsApp, “Sengaja memilih Sekomandi sebagai tema film karena kita ingin mengangkat kearifan lokal di Mamuju. Dan, Sekomandi ini sangat mewakili.”

Abdi ‘Gondrong’ juga menjelaskan, selain sebagai karya artistik, kain Sekomandi bukan hanya sekedar motif. Salah satu motif kain Sekomandi yang diberi nama Lelessepu merupakan simbol persahabatan dan persatuan.

“Salah satu motifnya itu Le’lessepu yang merupakan simbol persahabatan dan persatuan menjadi fokus kita. Nilai luhur dan jalan hidup masyarakat Kalumpang, Mamuju, itu abadi dalam motif-motifnya. Kita ingin menyampaikan bahwa daerah ini sejak dulu kala telah mengenal kebhinekaan dan persatuan yang kuat,” sebut Abdi Latief.

Adapun lokasi produksi Film Kita Beda (Maerre’) dipilih Desa Karataun, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju. Lama waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan gambar sejumlah adegan oleh pemeran utama figuran berlangsung selama empat hari.

ZULKIFLI

2 KOMENTAR

  1. Semoga Film Maerre menjadi titik tolak bangkitnya Industri Kreatif (film) dikalangan pemuda..kerja keras 4 hari opname shoting serta konsep cerita yg juga disiapkan sebelumnya dlm kurun 2-3 hari saja telah membuahkan sebuah film pendek yg menarik dan artistik..mengangkat kearifan lokal sbg tema cerita sepertinya Pemuda Mamuju ingin menyampaikan pesan..’Dari Mamuju untuk Indonesia’….

Tinggalkan Balasan ke Transtipo Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini