Misteri Orang Gunung di Kelok Sejarah Benteng Pesohor, Teringat Kembali Kini

5749
TAMPAK HADIR BUPATI MAMUJU TENGAH H. ARAS TAMMAUNI, Dr. H. ARSAL ARAS, Pj. SEKDA MATENG LITHA FEBRIANI DALAM ACARA PENGUKUHAN PENGURUS KKB-PUS MAMUJU TENGAH, SULAWESI BARAT, SABTU, 7 SEPTEMBER 2024. (FOTO: PANITIA)

TRANSTIPO.com, Topoyo – Penerawang sejarah sungguh tamat. Ia tak cekatan mengurainya lewat jahitan frasa dan kalimat yang elok. Ia pula tak lihai mengumbarnya selaksa pidato penyemangat.

Tapi sejarah baginya adalah ilmu yang terpendam namun mewangi di setiap langkahnya. Dan karena itu, di situ wibawanya menyeruak.

H. Aras Tammauni paham benar di mana ia berpijak. Spirit apa yang terkandung dalam daerah luas nan kaya yang ia perjuangkan dulu, yang mewujud kini jadi DOB.

Semangat kesejarahan Aras Tammauni mengingatkan kita kisah Tokok Lima Serangkai, sebagai pelanjut titah sejarah yang dilekatkan pada Benteng Kayu Mangiwang (BKM). Lima serangkai pra-BKM itu tersebut seorang nama: Pattana Bone.

Nama rokoh itu– bagian tak terpisahkan dari tokoh lima serangkai, yang empat nama tokohnya telah familiar dalam memori kita –konon, berasal dari daerah pegunungan (Pitu Ulunna Salu).

Dari sekian nukilan literasi sejarah di Kabupaten Mateng sendiri, muasalnya dari Mambi– bukan yang terbentang wilayah administratif sekarang. Atau dengan melekatkan nama Pattana Bone pada daerah muasal, masih perlu pengkajian mendalam secara serius.

Memang, dalam buku Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulawesi Barat, 1960-2023 (Sarman Sahuding, KOMPAS, Desember 2023), tak terulas mendetail siapa gerangan Pattana Bone itu.

Sedikit banyak tentunya, Aras Tammauni memahaminya, atau segelintir tokoh-tokoh lokal masih mengingatnya alur sejarah itu.

Apa pun itu semua, hari ini, Sabtu, 7 September, masyarakat Pitu Ulunna Salu (PUS) di Mamuju Tengah mengukuhkan diri sebagai salah satu paguyuban besar di tanah terjanji, tanah welas kasih penuh pengharapan: Mamuju Tengah.

Paguyuban ini menahbiskan dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari urat akar sejarah Mamuju Tengah. Bagian dari spirit pendiri kabupaten ini.

Kehadiran Haji Aras Tammauni di tengah-tengah warga pegunungan PUS di Mamuju Tengah, mengisyaratkan hal penting: orangtua kita ini paham makna dan substansi kelok sejarah dari masa melintas waktu yang panjang.

Hari ini, Sabtu, seremonialnya adalah Pengukuhan Pengurus Kerukunan Keluarga Besar Pitu Ulunna Salu (KKB-PUS) Mamuju Tengah, bertempat di Cafe Kilometer Satu.

Ini ajang silaturahmi masyarakat dan tokoh. Bagi PUS, ini momentum pererat kekerabatan dan kemanusiaan yang penuh adab.

Hadir Bupati Mamuju Tengah H. Aras Tammauni, Dr. H. Arsal Aras (didaulat jadi Tokoh Pembina KKB-PUS), Kapolres Mateng, Pj. Sekda Mateng Litha Febriani, sejumlah undangan dan keluarga besar PUS yang berdomisili di Mateng.

Acara ini mengesankan dua hal: kehadiran H. Aras Tammauni dan kian merekatkan Arsal Aras dalam keluarga besar PUS di Mateng.

Filosofi Lalla Tassisara menjadi menemukan rohnya di Sabtu yang mendung kini.

Jika kita belajar dari semua ini, kita seolah diajarkan kembali akan makna substansi satu babak kelok sejarah silam, dan menyuburkan di masa depan adalah harapan bersama demi memandang Mamuju Tengah maju kian melaju.

RULI SYAMSIL

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini