TRANSTIPO.com, Mamuju – “Dalam silaturahmi ini, ingin saya sampaikan berkaitan dengan tugas kita masing-masing,” ujar Kapolda Sulbar Brigjen Pol Nandang, mengawali penyampaiannya saat berlangsung silaturahmi antara jajaran Polda Sulbar dengan wartawan di Mamuju. Silaturahmi ini berlangsung di Warkop 89, Mamuju, Rabu malam, 8 Februari 2017.
Beberapa kali Brigjen Nandang mengulang nama Profesor Mahfud MD—salah seorang ahli Ilmu Tata Negara di Indonesia.
“Pada 2015 lalu, disampaikan oleh Mahmud MD bahwa pilar keempat demokrasi adalah yaitu media/pers. Menurut pengamatan Mahfud MD, yang masih tetap tegak lurus itu hanya media, sementara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif nyaris miring,” jelas Kapolda Nandang, menyentil ‘titik lemah’ tiga pembagian kekuasaan yang dikenal dengan Trias Politika.
Menurut Nandang, media berperan sebagai pengawas, baik itu Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif. Polisi berada dalam dua kaki, yaitu sebagai Yudikatif dan Eksekutif.
“Rekan-rekan media harus paham, mana polisi pada posisi Eksekutif, dan di mana posisi polisi sebagai Yudikatif, atau bagian dari sistem peradilan kita,” katanya.
Peran media sebagai mitra kerja dangan kepolisian dijelaskan oleh Brigjen Nandang. Katanya, wartawan juga mitra bagi Eksekutif. Di mana letaknya mitra? Karena apa yang dilakukan oleh Eksekutif, termasuk dalam hal ini kepolisian, itu tak punya arti di mata masyarakat manakala tak dipublikasikan oleh media.
Buktinya, pelayanan pemerintah secara umum nilainya 67, dan yang berkaitan dengan nilai kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri 77,1, itu yang dirilis oleh media Kompas berdasarkan hasil survei.
“Yang dilihat dari Kompas adalah dari pemberitaan. Apa yang diberitakan oleh media—cetak dan elektronik. Jadi wartawan ini menjadi mitra yang tak bisa dipisahkan antara kepolisian dengan wartawan. Itu di sisi publikasi, yang penting disampaikan secara jujur dan benar,” jelas Nandang.
Masih penjelasan Kapolda Sulbar ini, wartawan juga akan berfungsi manakala dapat berita. Sumber berita paling besar di Republik ini, itu adanya di Eksekutif. Baik itu di Kepolisian, Kejaksaan, termasuk KPK.
“Harapan saya dalam hal mencari berita. Kemarin ada kejadian di rumah sakit itu kita jadikan pengalaman. Memang, kita butuh berita tapi dalam hal mencari berita, tentunya hal keselamatan juga harus diutamakan,” harap Nandang, memberi wejangan.
Pertemuan ini saya maksudkan, kata Brigjen Nandang, supaya kita punya komitmen yang sama. Kita ketahui bersama sebelum menjadi provinsi, Sulbar merupakan daerah yang terisolir, daerah yang terabaikan kemudian pembangunan juga relatif kecil sehingga pantas kalau wilayah Sulbar memproklamirkan diri menjadi provinsi sendiri.
“Sekarang bagaimana paradigma yang dulu terbelakang, daerah yang terisolir kemudian menjadi daerah yang lebih maju. Ini sangat besar peran dari media dalam rangka mencerdaskan sumber daya masyarakat yang ada di Sulbar,” puji Nandang.
Nah, dalam konteks menghadapi pemungutan suara di Pilkada Sulbar nanti, Kapolda Sulbar ini berpesan, “Sekarang ini Sulbar menghadapi Pilkada, masyarakat sering kali tergiur oleh serangan fajar/politik uang. Bukan lagi serangan fajar, tapi 3 hari menjelang fajar. Saya sudah perintahkan kepada Babinkantibmas bersama-sama Babinsa supaya patroli di desa-desa. 3 hari sebelum itu, paling tidak mencegah—kalau bisa menangkap. Selama minggu tenang tak boleh ada serangan fajar. Media juga harus ikut memonitor. Di samping membuat pemberitaan. Alangkah baiknya bekerjasama dengan polisi supaya itu tidak berlanjut terus.”
Harapan saya kedepan, pesta demokrasi ke depan itu, tidak lagi orang perang kekuatan uang, tapi perang program, perang meyakinkan kepada masyarakat tentang kapasitas dan kemampuan yang dimiliki.
“Jadi masyarakat tak lagi menilai dengan uang. Karena apa? Misalnya, dapat uang Rp 200 ribu, orang itu (yang menang dari politik uang, red) tidak bisa kita berhentikan dalam 5 tahun. Harus nunggu Pilkada berikutnya. Jadi jangan menggadaikan dengan uang yang sedikit terus kita memberikan kepercayaan kepada orang yang menurut penilaian masyarakat kurang pas,” urai Kapolda Sulbar.
Brigjen Nandang berharap, “Harapan saya, rekan-rekan media menjadi mitra kita, teman sejawat untuk sama-sama membangun Sulbar ini. Saya juga berharap kepada rekan-rekan pejabat utama Polda Sulbar untuk tidak segan-segan membuka diri dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh media. Media juga kalau ada informasi segera disampaikan,” kunci Brigjen Nandang.
ZULKIFLI