
TRANSTIPO.com, Mamasa – Pekerjaan jalan tani di Salulambu, Desa Salukonta, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, mengganggu aktivitas pada jalan poros penghubung Sika ke ibukota Kecamatan Mehalaan.
Pasalnya, perintisan jalan tani sepanjang 1,5 kilometer itu berada tepat pada jalan poros, sehingga galian jalan tani tersebut menimbun akses jalan poros menuju Ibukota Kecamatan Mehalaan.
Sementara itu, pihak perusahaan seolah-olah membiarkan begitu saja tanpa ada upaya pembersihan galian yang menutup akses jalan poros akibatnya sulit dilalui warga.
Menanggapi hal itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamasa, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan (Dapil) Mamasa III Muhammad Sapri mengatakan, perintisan jalan tani itu sangat mengganggu jalan poros antara Sika dengan Ibukota Kecamatan Mehalaan.
“Seharusnya setelah itu, tanah yang menutup jalan ini dibersihkan jangan dibiarkan begitu saja, ini ada unsur kesengajaan kalau seperti ini,” kata Sapri saat dikonfirmasi pada Kamis, 2 Januari 2020.
Menurut Sapri Malik, dalam waktu singkat pihaknya akan memanggil dinas terkait, konsultan pengawas dengan pihak perusahaan yang mengerjakan jalan tani itu, untuk dimintai pertanggungjawaban karena mengganggu aktivitas masyarakat.
Sapri bilang, siapa pun yang mengerjakan jalan tani itu agar bertanggung jawab dengan kondisi yang mengganggu jalan poros tersebut.
“Jangan dibiarkan begitu saja, kasian masyarakat jalannya tertutup, apalagi musim hujan seperti sekarang ini,” tegas Sapri.
Parahnya kata Sapri, beberapa waktu lalu salah seorang warga Mehalaan sedang sakit dan dirujuk, namun karena kondisi jalan itu memburuk tidak bisa dilalui kendaraan roda empat (mobil), terpaksa harus menggunakan mobil warga di ujung jalan setelah ditandu untuk melanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit (RS) Balla.
Masih Sapri, hal ini sangat mengganggu aktivitas pengguna jalan, bukan hanya itu, masyarakat Desa Salukonta, Ulumea, bahkan para pedagang yang ingin ke pasar Mehalaan sangat terkendala akibat jalan itu tertutup oleh lumpur.
“Intinya ini harus dibersihkan setelah pekerjaan jalan tani itu selesai jangan tinggalkan begitu saja, ini disengaja bukan karena kondisi alam,” pungkasnya.
WAHYUANDI