TRANSTIPO.COM, Mamasa – Aktivitas belajar di rumah selama masa pandemi, tak hanya memunculkan kejenuhan bagi anak. Namun kendala lainnya juga menghampiri seperti fasilitas jaringan internet.
Penerapan sistem pembelajaran daring, dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan metode tersebut.
Di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), sistem ini telah diberlakukan sejak Maret 2020 lalu. Namun karena terkendala jaringan, tidak semua sekolah dapat menjalankan sistem yang diterpakan.
Tak hanya itu, dari sekian banyak siswa utamanya yang tingkat ekonomi menengah ke bawah, tentu tidak mempunyai hedpone pintar. Sehingga sistem belajar di rumah tak dapat dijalankan dengan baik.
Dengan begitu, sejumlah guru dan kepala sekolah mengambil inisiatif mendatangi satu-persatu rumah siswanya malakukan proses belajar terbatas.
Hal itu, dilakukan dengan maksud agar para siswa tidak ketinggalan mata pelajaran selama masa pandemi Covid-19 masih berlangsung. Apalagi Kabupaten Mamasa sudah termasuk zona merah, tentu metode ini masih akan terus dilakukan.
Salah satu guru SDN 005 Rantebuda, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Andarias dalam melaksanakan tugasnya, ia melakukan proses belajar di alam terbuka.
“Karena tak semua siswa punya hp apalagi jaringan internet susah,” kata Andarias, Selasa 11 Agustus 2020.
Dengan demikian, Andarias proses belajar mengajar di ruang terbuka yang telah disiapkan untuk para siswanya tak jauh daei rumahnya.
Menurt Adarias, belajar berbasis daring di tengah pandemi Covid-19, tidak semua daerah di Kabupaten Mamasa yang dapat malakukan, utamanya daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan, tentu kesulitan melaksanakan belajar online.
“Sehingga saya mencoba terapkan pembelajaran berbasis alam dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah,” kata Andarias.
Andarias menuturkan, ada banyak hal yang bisa dikenalkan kepada peserta didik. Biasanya, alam juga memberikan suasana berbeda bagi siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan.
Selain itu kata dia, ruang lingkup alam menjadi titik temu kreatifitas pembelajaran dialam terbuka, siswa bisa rekreasi sambil belajar dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) sebagai media pembelajaran.
Andarias menjalankan metode belajar berbasis alam itu, telah dilakukan hampir sepekan bersama sejumlah siswanya. Meski bagitu, protokol kesehatan tatap dipatuhi.
“Ini saya lakukan supaya siswa tidak jenuh belajar di rumah,” tandasnya.
WAHYUANDI