Salah satu jembatan sementara dibangun di Malatiro, Tabulahan, Mamasa. (Foto: Sarman Shd)

TRANSTIPO.com, Mamasa – Berangkat dari Lakahang, Ibukota Kecamatan Tabulahan, menuju Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, tinggal membutuhkan waktu sejam lebih. Kemajuan pembangunan infrastruktur jalan semakin memudahkan bagi pengguna transportasi darat.

Pembangunan jalan beton dari Lakahang ke Mambi tampak semakin bertambah dari hari ke hari. Beberapa jembatan—besar dan kecil—satu persatu selesai, dan seperti yang tampak di gambar ini, sebuah jembatan di sekitar Malatiro tengah dibangun.

Jalan beton di jalur pegunungan Kabupaten Mamasa ini dibangun dengan kualitas standar nasional. Menurut Arif, salah seorang pengawas proyek kepada laman ini, menjelaskan bahwa kualitas beton yang dibangun jalur Tabulahan – Mambi ini untuk jangka waktu panjang.

“Jembatan yang tengah dibangun ini ditaksir akan bertahan hinggga 50 tahun. Anggarannya besar,” kata Arif di Malatiro, Kecamatan Tabulahan, Kamis siang, 8 September 2016.

Dari pantauan langsung laman ini, Arif, sang pengawas proyek ini, di tengah dalam kesibukannya mengawasi pekerjaan awal jembatan, dia masih sempat beri komentar kepada Arwin dan Sarman Shd dari transtipo.

“Semua pekerjaan baik itu jalan maupun jembatan sementara dalam tahap penyelesaian. Target Desember 2016 selesai,” kata Arif.

Arif, pengawas proyek jembatan sedang mangarahkan pekerja jembatan di Malatiro, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Kamis, 8 September 2016. (Foto: Sarman Shd)

“Mulai dari perbatasan Mamuju–Mamasa sampai di Desa Malatiro ini, sudah 2 jembatan besar yang selesai dikerjakan. Yang lainnya masih dalam proses dan tahap penyelesaian. Batas waktunya semuanya 2018,” jelas Arif lagi.

Arif menjelaskan, pekerjaan jalan dan jembatan ada juga yang sementara dikerja di beberapa titik seperti di Kecamatan Aralle, di Kecamatan Tanduk Kalua, dan termasuk di Kecamatan Tabulahan ini.

“Dalam pekerjaan ini kita tak asal-asalan. Kita tak mempekerjakan orang yang asal-asalan. Ada 15 orang dalam pekerjaan jembatan ini, dan itu kita tekankan kepada mereka bahwa harus bekerja secara profesional seperti pekerjaan jembatan. Kita dilarang konsultan jika ada airnya, harus kering sebelum dicor,” jelas Arif.

Meski Arif menggenjot pekerjaannya, namun dirinya juga bisa memahami dengan kondisi alam Kabupaten Mamasa, Sulbar.

Katanya, dalam setiap pekerjaan tentunya ada kendala yang kita hadapi utamanya pekerjaan jembatan yang bersentuhan langsung dengan air, seperti jika musim hujan tiba.

“Kalau di jembatan kita terkendala dengan air karena kita bersentuhan langsung dengan air. Masalah material lancar. Apa yang kita butuhkan langsung didistribusikan ke lokasi,” kunci Arif.

SARMAN SHD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini