Waktu terus berjalan, walau zaman berganti-ganti, tapi tiada selangkah pun TNI luput merawat setiap detak kehidupan Negeri, selalu setia menjaga Ibu Pertiwi.
NKRI telah final — itu harga mati.
Sejak reformasi 1998, TNI semakin memperkuat simbiosis mutualisme dalam rahim kehidupan Rakyat Indonesia. Sejak itu, telah 23 tahun lamanya TNI melayani pembangunan Rakyat di berbagai pelosok Negeri, salah satunya dengan hadirnya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
TMMD ke-112 tahun 2021, Kabupaten Mamasa ketiban rezeki.
TRANSTIPO.com, Mamasa – Misi mulia TNI dalam Kemanunggalan TNI dengan Rakyat menjadi roh utama Program TMMD, yakni mempertahankan semangat Kekeluargaan dan kehidupan Gotong Royong dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
TMMD bertujuan meningkatkan kesejahteraan Rakyat melalui pembangunan infrastruktur yang ada di desa yang tersebar di Indonesia yang dilakukan oleh Satgas TMMD bersama Rakyat.
Dalam kenyataannya, Program TMMD membantu Pemerintah Daerah mewujudkan akselerasi pembangunan yang merata untuk mencapai kesejahteraan masyarakat terpencil, di pelosok maupun daerah tertinggal.
Kabupaten Mamasa Ketiban Rezeki
Kabupaten Mamasa adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang wilayahnya pegunungan. Sejak berdiri sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) pada tahun 2002, Pemerintah Kabupaten Mamasa terus membangun infrastruktur (jalan) guna menjawab rentan kendali bagi kawasan-kawasan yang berada di pinggiran dan masih terisolir.
Telah 19 tahun lamanya Pemerintah Kabupaten Mamasa berjuang membuka kawasan yang masih terisolir, menyambungkan jalan antar kecamatan, memperpendek jangkauan dari desa ke desa, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kehadiran Komando Distrik Militer (Kodim) 1428/Mamasa pada 2020 lalu menjadi modal besar membangun Kabupaten Mamasa. Kodim 1428/Mamasa dengan 300-an personil akan ikut berjibaku bersama pemerintah daerah dan Rakyat untuk mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya.
Tahun 2021 ini, Kabupaten Mamasa ketiban rezeki. Pimpinan tinggi TNI Angkatan Darat di Jakarta menetapkan dan memilih Kabupaten Mamasa sebagai salah satu daerah di Indonesia tempat pelaksanaan Program TMMD ke-112 di wilayah kerja Kodim 1428/Mamasa.
Memilih Desa Banea — termasuk Desa Batang Uru — di Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, sebagai sasaran Program TMMD ke-112, membuat Bupati Mamasa Ramlan Badawi bangga dan bersyukur.
Pada peresmian pembukaan TMMD ke-112 dalam wilayah kerja Kodim 1428/Mamasa yang dilaksanakan di Aula Mini Jl. Pendidikan, Kelurahan Mamasa, Rabu, 15 September, Bupati Mamasa Ramlan Badawi mengungkapkan terima kasihnya kepada TNI atas program TMMD yang ditempatkan di Desa Banea.
Ketika dikonfirmasi pada Jumat, 17 September 2021, Kepala Desa Banea Thomas Tato sungguh-sungguh bersyukur karena desanya dijadikan sebagai sasaran Program TMMD.
“Mimpi pun tidak pernah. Saya tidak sangka-sangka desa kami kena program dari TNI ini. Saya berterima kasih kepada Dandim Mamasa yang sering mengunjungi desa kami,” ujar Thomas Tato (43 tahun).
Isolasi Banea Dibuka TMMD
Desa Banea dan Desa Batang Uru termasuk desa yang jauh dari Mamasa, Ibu Kota Kabupaten Mamasa, yakni sekitar 55 kilometer. Dari kota Mamasa, untuk menjangkau Desa Banea dengan perjalanan darat dibutuhkan waktu sekitar dua jam lamanya.
Kendaraan bermesin hanya leluasa menjangkau Kelurahan Tabone — induk Desa Banea — dan meneruskan perjalanan ke Banea, adrenalin harus kuat karena lebih dominan dilalui mendaki, jalan berkelok, sempit, di sisi kanan jalan tebing gunung dan di sisi kiri jurang yang curam.
Tidak gampang mencapai Desa Banea. Meski desa ini kaya akan sumberdaya pertanian (perkebunan), seperti padi, kopi, alpukat, dan kakao, tapi warga desa mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil perkebunannya lantaran jalan yang sangat tidak memadai.
Hadirnya TMMD ke-112 tahun 2021 bagai ketiban durian runtuh bagi Desa Banea. Sejak 25 Agustus lalu, 150 personil yang tergabung dalam tim Satgas Pra TMMD ke-112 telah mengerjakan sejumlah program, seperti pelebaran jalan 4 kilometer dengan lebar 5 meter, pembangunan 5 MCK, pembuatan 5 bak penampungan air bersih, pembuatan 3 dekker, pembangunan talud sepanjang 90 meter, yang hingga sekarang progresnya telah mencapai 35 persen.
Tambahan kegiatan fisik lainnya yakni akan dilakukan rehabilitasi dua bangunan Gereja. Sesuai pantauan transtipo pada Jumat, 17 September 2021, segala material untuk keperluan rehabilitasi bangunan Gereja tua itu sudah tersedia di sekitar gedung, seperti semen, pasir, batu dan atap seng.
Pasca peresmian pembukaan TMMD ke-112 di Desa Banea, semua pekerjaan fisik dikebut. Dandim 1428/Mamasa haqqul yaqin semua pekerjaan akan selesai sebelum tiba waktu yang ditentukan dalam program ini.
Masih ada tambahan kegiatan sosial lainnya (non fisik), seperti penyuluhan Bela Negara, penyuluhan Hukum, Pertanian, pengobatan kesehatan secara gratis, dan pemutaran film Perjuangan.
Trail Komandan Susuri Jalan Trengginas
Banyak jalan mengurai kesulitan. Meski mendaki, terjal, curam, dan segala rintangan yang berbahaya lainnya, tapi nyali sang komandan tiadalah surut.
Masih pagi ketika pada Jumat, 17 September 2021, sekitar pukul 07.00 WITA, Dandim 1428/Mamasa Letkol Inf. Stevi Palapa (45 tahun) tinggalkan Makodim, tak jauh dari ujung kota Mamasa.
Sang komandan kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara, itu memimpin perjalanan darat dengan mengendarai motor trail jenis Kawasaki KLX dalam satu rombongan kecil.
Sejumlah awak Media menyertai perjalanan sang komandan susuri jalan berkelok sebelum tiba di lokasi sasaran TMMD ke-112 di Desa Banea, hampir dua jam kemudian.
Setibanya di lokasi sasaran, Letkol Inf Stevi Palapa nyaris tak banyak duduk, kecuali saat rehat makan minum di siang hari dan saat memberi pengarahan kepada sejumlah Satgas di Posko Induk TMMD ke-112 Kodim 1428/Mamasa, Korem 142/Tatag.
Ia terus berjalan untuk memastikan bahwa pekerjaan infrastruktur di Desa Banea berjalan lancar dan bisa selesai tepat waktu — atau bahkan lebih cepat dari akhir pada jadwal resmi.
Selama di Banea, Letkol Inf. Stevi Palapa juga memberi waktu kepada empat orang Wartawan yang kerap mendekat mewawancarainya. Kepala Desa Banea Thomas tak pernah menjauh dari sisi Letkol Stevi.
“Ini kunjungan kami yang ketiga. Setiap kesini, seperti hari ini, cuaca sama selalu cerah. Ini kerja ikhlas, jadi Tuhan lindungi dan berkati kita,” ujar Letkol Inf. Stevi Palapa setengah mencandai transtipo di Dusun Kanan, Desa Banea, selepas siang di Jumat itu.
Pulang di waktu petang sekitar pukul 16.30 WITA. Jika saat datang di waktu pagi melewati jalan mendaki, kini tinggalkan Banea dengan susuri jalan setapak yang curam lagi licin dan berlubang.
Banea, Batang Uru dan desa-desa sekitarnya yang berada di pucuk gunung layak diberi perhatian — sangat wajar dibangun.
Sang komandan begitu cekatan mengendalikan setir trail kesukaannya. Saat mentari masih menyinari bumi, sang komandan memacu di bagian depan. Tapi ketika gelap malam tiba, komandan sengaja di barisan belakang.
“Mungkin beliau ingin menjagai kita. Makanya kita diminta jalan di depan,” kata Syahrul Gunawan, rekan saya di atas motor yang begitu kuat menyalip di tikungan.
SARMAN SAHUDING