Muhammad Yusri Nur bersama istri, Amalia Yusri. (Foto: Arham)

TRANSTIPO.com, Pasangkayu – Terlahir dengan nama lengkap Muhammad Yusri Nur. Ia adalah sosok—salah satunya—yang saat ini mulai ramai diperbincangkan karena masuk radar bursa bakal calon wakil bupati pada pilkada Kabupaten Pasangkayu 2020 mendatang.

Jebolan Tehnik Sipil Universitas Muslim Indonesia (Fakultas Tekhnik UMI) Makassar 2004 ini, merupakan pentolan beberapa organisasi kemahasiswaan dan non-kampus yang membuatnya matang saat terjung ke dunia politik.

Sebut saja anggota presidium HMI Komisariat Teknik UMI dan HMI cabang Makassar, Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UMI (SEMA-FT UMI), Ketua Keorganisasian dan Kemahasiswaaan Majelis Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik UMI (MPM-FT UMI), serta Ketua I Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Mamuju (HIPERMAJU) Pusat Makassar.

Lulusan S2 Administrasi Pemerintahan Daerah, STIAMI Jakarta yang kini dipercaya pemda Mamuju Tengah sejak 2016 sebagai tenaga ahli itu, juga pernah memimpin sederet organisasi di luar kampus.

Semisal, jabatan Ketua Harian Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Mamuju Utara, Ketua DPD KNPI Mamuju Utara, dan pengurus KAHMI Sulawesi Barat dan masih banyak lainnya.

Kenyang akan pengalaman organisasi saat menempuh pendidikan, menjadi bukti kala dinobatkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabuten Pasangkayu Periode 2012–2015.

Tak tanggung, pria kalahiran Kire (Mamuju Tengah) 41 tahun silam ini, berhasil mengirim lima anggota partai itu duduk di DPRD Pasangkayu periode 2014-2019.

Meski di kesempatan yang sama, mempunyai nama tenar tidak menjamin ia terpilih duduk di DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Namun pencapain ini begitu banyak mendapat perhatian dan apresiasi.

Sebab, partai yang didirikan Susilo Bambang Yudoyono tersebut, juga berhak mendapatkan jatah unsur pimpinan di DPRD Pasangkayu periode 2014-2015.

Selama sekira tiga tahun membesarkan partai, ia pun terdepak dari posisi ketua dan mundur dari kepengurusan partai Demokrat tepatnya pada tahun 2015. Dan hingga kini, belum ada informasi yang jelas terkait alasannya itu.

Mantan anggota anggota KPUD Pasangkayu periode 2003-2008 dan memimpin lembaga tersebut periode selanjutnya, tak patah aral.

Muhammad Yusri Nur. (Foto: Arham)

Setahun pasca Pimilu 2014, ia mencoba keberuntungan mendaftar calon bupati pada Pilkada 2015 bersama Amran S Nuhung sebagai calon wakilnya.

Pada kontestasi kali ini beserta pasangannya, lagi-lagi suami Amalia dan ayah dari tiga orang putra ini menelan pil pahit karena belum berhasil meraih simpati masyarakat, pasalnya kedua pasangan calon lain Agus-Saal (Handal) dan Abdullah-Marigun (Amar) cukup tangguh di level ini.

Tapi keadaan berkata lain, sebab politisi berperawakan tenang itu kembali mendulang sukses memimpin partai baru yakni PERINDO pada pemilu serentak, 17 April lalu.

Bagaimana tidak, partai besutan filantropis Hary Tanoesoedibjo mampu meraih tiga kursi DPRD Pasangkayu dan ia pun berhasil meraih tiket satu kursi untuk DPRD Sulawesi Barat periode 2019-2024.

Ini merupakan prestasi gemilang. Alasannya, banyak kalangan sebelumnya yang menyangsikan partai Perindo untuk menggalang suara, baik tingkat daerah maupun provinsi hingga pusat.

Namun, faktanya di beberapa daerah Perindo dapat mencuri perhatian, kecuali di tingkat pusat karena tidak mencapai target empat persen dari ambang batas atau Parliamentary Threshold (PT).

Tak pelak jika beberapa minggu terkahir namanya kian hangat dibicarakan, mulai dari elit hingga akar rumput. Meski begitu, dirinya tak terlalu merespon dan membiarkan mengalir apa adanya.

Pun demikian, ia juga tak menampik akan mempertimbangkan jika memang ada dorongan kuat dari simpatisan dan masyarakat luas.

Karena baginya, di manapun ia mendapat tanggungjawab, dengan potensi yang dimiliki maka seoptimal mungkin diberikan yang terbaik kepada masyarakat sebagai wujud dedikasi. (Dari berbagai sumber)

ARHAM BUSTAMAN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini