TRANSTIPO.com, Jakarta – Salman Diada Anwar adalah lelaki kelahiran Polewali Mandar, Sulawesi Barat, 46 tahun silam adalah mantan Sekjen ISMPI. Ia adalah alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sejak selesai di Fakultas Pertanian UGM, ia sudah menetap di tanah Jawa—Jakarta dan Yogyakarta.
Pada Selasa, 11 September 2018, Salman tampil sebagai salah panelis dalam kegiatan Tour Summit pertama European Blockchain Hub ke-20 negara Asia dan Eropa.
Sebutan lengkap acara itu adalah Asia – European Blockchain HUB (A – EBH); For Sustainable Development Goals, 20th Country Tour Summit 2018/2019, Jakarta.
Sore tadi, Sabtu, 15 September 2018, Salman Dianda Anwar mengirimkan rilis kepada kru laman ini.
“Alhamdulillah, saya berkesempatan menjadi salah satu panelis pada acara Tour Summit pertama European Blockchain Hub ke-20 negara Asia dan Eropa, dimana Indonesia menjadi negara kunjungan perdana, dan acara itu bertempat di Harris Vertu Harmoni Jakarta Pusat, Selasa, 11 September 2018,” tulis Salman dalam rilisnya itu.
Hadir sebagai pembicara antara lain Blaz Golob President & CEO EBH (Slovenia), Dr. Arief Satria (Rektor IPB Bogor Indonesia) didampingi Prof. Dr. Ir. Yandra Arkeman (Pakar Blockchain Indonesia/IPB), Rex Yeap Founding Member EBH (Malaysia), Eddy Virgo (Chairman Asia – Europe Blockchain Hub asal Indonesia), H. Mahfud Malik (Founding Member Indonesian Digital Economic Committee – Komite Ekonomi Digital Indonesia), Arief Goentoro (Kadiv Pegadaian -Persero), Adit Mokoginta (CEO BIIDO), Michael (CEO WOS Bigdata), Scott P. Goss (Marketing Director of Europe EUNEX asal Amerika, merupakan salah satu perusahaan Chryptogarante terbesar di dunia).
Sharing, menambah wawasan dan persahabatan dengan para pakar di bidangnya sambil membayangkan revolusi sektor digital technology saat ini dan ke depan yang tentu kita harapkan memperbaiki tata kelola berbagai segi kehidupan di dunia (negara, bisnis, produksi, distribusi, pangan, dan lain-lain) yang lebih merata dan berkeadilan.
Isu penting dan menarik, seperti soal integrasi, transparansi, akurasi, data yang update dan kredibel yang diharapkan memudahkan bagi kehidupan manusia yang semakin kompleks dan tersebar di berbagai belahan dunia yang jumlahnya terus bertambah.
Menurut Salman, blockchain ini dapat menjadi solusi bagi penata kelolaan rantai pasok dan supply chain pangan kita yang dapat kita katakan belum terkelola dengan baik dari hulu ke hilir.
Demikian halnya data yang tidak akurat/presisi antar-lembaga sering berbeda, misalnya, data yang dirilis Kementan versus Kemendag, demikian halnya BPS, Bulog dan asosiasi terkait.
Kehadiran blockchain membuat data akurat bahkan real time, dapat ditelusuri asal-muasal, akuntabilitas dan transparan dan sudah barang tentu efisien sehingga stakeholder mendapatkan pelayanan, mutu, ketepatan dan kepuasan.
SARMAN SHD