Anak Wartawan Kritis Jadi Polisi

1020
YUDHA WIRATAMA, PUTERA SULUNG SYAHRUL ALIAS HERU, WARTAWAN SENIOR DI SULTENG. (FOTO: ISTIMEWA)

TRANSTIPO.com, Palu – Yudha Wiratama namanya. Umurnya 19 tahun. Yudha mencoba peruntungan untuk jadi polisi tahun ini. Ia mendaftar ketika dibuka penerimaan calon Bintara Polri (CABA-Polri) tahun 2025.

Kepesertaan Yudha Wiratama calon anggota Polri di angkatan 54 ini terproses dari Polres Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Yudha Wiratama ingin jadi anggota Polri dilatari obsesi menarik.

Yudha Wiratama adalah seorang anak yang lahir dari pasangan keluarga yang jauh dari lingkungan kepolisian. Ayahnya bernama Syahrul, akrab disapa Heru. Ibunya bernama Nuraini, berprofesi Guru, mengajar di sebuah SD di Tolitoli.

Heru sendiri, ayah Yudha, berprofesi Wartawan. Pengurus Persatuan Wartawan Indonsia (PWI) di Provinsi Sulteng ini sudah dua dekade lebih menekuni dunia tulis menulis.

YUDHA WIRATAMA

Yudha Wiratama anak pertama dari pasangan Heru-Nuraini. Yudha lahir di Desa Dungingis, Palu, 24 Februari 2006.

Sejak di bangku SMP Yudha telah menata diri untuk kelak jadi Polisi. Ayahnya, bang Heru, telah mempersiapkan proses pembinaan untuk anak sulungnya itu, kelak akan masuk polisi.

“Sejak SMP, ayah saya terus motivasi saya untuk melatih diri ,baik dari segi latihan fisik hingga belajar pengetahuan umum,” ungkap Yudha saat ditemui Wartawan pada Jumat, 3 Juli 2025.

Keinginan Yudha Wiratama mau menjadi Abdi Negara justru adalah pembuktian kepada ayahnya yang kerap mengkritisi kinerja pemerintah khususnya TNI-Polri.

Heru dikenal Wartawan kritis di Sulteng. Ayah Yudha Wiratama itu kerap melakukan investigaai mendalam di pelbagai tempat dengan angle panas di Sulteng.

Dari liputan mendalam dengan penyajian tulisan sebagai karya jurnalistik versi modern itu, tak jarang menampar wajah pemerintahan: baik pemda maupun lembaga kepolisian dan tentara.

“Ayah kerap menulis hal yang mengkritisi kinerja pemerintah, masalah hukum dan kriminal. Saya paham profesi ayahku yang kritis untuk sebuah kebenaran, itu adalah salah satu kebanggaan saya,” cerita Yudha.

Contoh atas dedikasi dan nilai-nilai serta pembelajaran yang dipetik dari ayahnya itulah, ketika Yudha kini menjadi anggota Polri, sejak awal ia kukuhkan komitmen bahwa seorang anggota Bhayangkara itu mesti jadi panutan di masyarakat.

“Saya sampaikan sama ayah saya, bahwa saya mendaftar polisi untuk buktikan kepada masyarakat, khususnya ayah saya bahwa masih banyak abdi negara yang baik dan bisa jadi panutan. Saya terinspirasi dengan jalan hidup jenderal Hoegeng,” ungkapnya.

Yudha menjalani seleksi masuk polisi secara mandiri, yang itu ia telah persiapkan diri jauh-jauh hari.

YUDHA WIRATAMA

Semangat Yudha sungguh besar lantaran ada dukungan kuat dari kedua orang tuanya, bahkan kakek-neneknya pernah menitip pesan ke Heru bahwa kelak Yudha diprotek menjadi Abdi Negara.

“Latihan, berdoa, belajar dan berusaha adalah kunci utama. Saya pernah mendaftar casis TNI, dua kali gagal ditahap akhir, saya ndak putus asa walaupun sempat kecil hati karena merasa tidak dibantu ayahku,” kenang Yudha.

Yudha Wiratama saat ini bersiap menjemput mimpinya menjadi Bhayangkara Sejati: masuk Sekolah Polisi Negara (SPN). Ia berharap bisa menyelesaikan pendidikan tanpa kendala apa pun.

“Jika pendidikan angkatanku berakhir pada tanggal 24 Februari tahun 2026, maka itu kado terindah buat saya sebab di saat yang sama usiaku tepat 20 tahun,” tutup Yudha.

Selaku orang tua, Syahrul alias Heru mengucapkan terima kasih atas segala tahapan proses yang dilaksanakan yang menghantarkan putra putri terbaik calon anggota Polri untuk mengikuti pendidikan.

“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan negara kepada anak kami Yudha Wiratama untuk menjadi Anggota Polri. Semoga kelak bisa membanggakan korpsnya, satuannya, keluarga, juga bangsa dan negara,” ucap Heru, panggilan akrab ayahanda Yudha Wiratama di dunia pers.

MOH. YUSUF

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini