TRANSTIPO.com, Topoyo – Hujan turun hampir sepanjang malam, Minggu-Senin, 16-17 Desember 2018, mengakibatkan air meluap hingga ke jalanan di Desa Tabolang, Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah (Mateng).
Selain air hujan menggenangi area publik, juga sebagian jalan di sebelah kiri di Desa Tabolang itu runtuh.
Dari pantauan laman ini, sejumlah rumah warga di desa itu juga terendam air akibat luapan Sungai Topoyo.
“Terjadi luapan sungai yang mengakibatkan sebagian di sebelah kiri jalan di Desa Tabolang runtuh. Beberapa rumah warga terendam air. Saya lihat tadi jam 6 pagi. Ada juga mesin pabrik penggilingan padi warga ikut terendam. Saya perkirakan air setinggi 60-an cm atau setinggi lutut,” demikian keterangan warga Desa Tabolang kepada laman ini.
H. Defajikdah, salah seorang warga di Tabolang yang rumahnya tergenang air mengatakan, genangan air ini terjadi 4 kali setahun di Tabolang. Karena memang setiap hujan pasti air sungai meluap. Jarak antara sungai dan permukiman warga tak lebih sekitar 100 meter.
“Bahkan pabrik mesin penggilangan padi saya pun ikut terendam,” aku H. Defajikdah.
Ia juga mengatakan, kami warga Tabolang mengharapkan agar pemerintah secepatnya dapat menambah tinggi tanggul sungai.
“Tanggul yang sekarang sangat pendek. Fungsinya tanggul itu agar dapat menopang air luapan, tapi kondisi yang terlihat tanggul itu mau ditambah agar lebih tinggi lagi,” saran H. Defajikda saat dikonfirmasi laman ini.
Menurutnya, terkait kerugian yang kami alami, ya jutaan, karena termasuk tanaman jeruk dan sawit kami ikut rusak. “Terutama gudang pabrik saya yang di sebelah rumah ikut terendam banjir,” pungkasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Mateng Rahmat Syam saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan, kita harus pahami dulu ini memang sudah karakter Kabupaten Mateng kalau hujan sedikit saja pasti akan terjadi banjir, yang itu berasal dari luapan sungai.
Lanjut Rahmat Syam, terkait cuaca di Mateng khususnya banjir, kami selalu siap dan sudah punya pemetaan-pemetain masalah banjir ini, dan sudah tahu agenda-agenda banjir di Mateng, yaitu mulai bulan Agustus itu sudah mulai rawan terjadinya banjir.
“Jadi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti banjir ini kami sudah menurunkan beberapa tim-tim untuk di tempatkan di titik-titik yang sering terjadi rawan banjir, salah satunya di Desa Tobadak dan sekitar, Desa Tabolang, dan Desa Kuwo. Ini sering terjadi banjir. Sudah ada tim kami yang standby dan siap menghadapi itu,” terang Rahmat Syam.
Ia menambahkan, dan sekarang ini kita tahu kita tidak mungkin melawan bencana alam, dan tidak ada kemampuan kesitu siapa pun, tinggal kita kerja sama dengan masyarakat untuk dapat mengurangi adanya resiko korban jiwa.
“Untuk mengantisipasi semua itu, kami juga sudah mengantisipasi dengan menurunkan bantuan berupa makanan dan tenda darurat di tempat yang kena banjir,” ujarnya.
Selain itu juga, kata Rahmat, jauh-jauh hari kami juga sudah sering melakukan sosialisasi ke masyarakat Mateng terkait titik-titik rawan banjir, khususnya yang dekat sungai.
“Kami juga sampaikan agar masyarakat Mateng tidak membangun rumah di titik-titik yang sering terjadi luapan banjir, apalagi dekat dengan sungai yang memang rawan banjir,” ujar Rahmat Syam.
RULI SYAMSIL