TRANSTIPO.com, Majene – Universitas Terbuka (UT) baru saja menghelat wisuda sarjana bagi 312 mahasiswanya. Wisuda ini dilaksanakan di Gedung LPMP Majene, Minggu, 20 Mei 2017.
Sudah lumrah terjadi, jika mahasiswa telah diwisuda maka sanak famili pun ikut merasakan dan bahkan meluapkan kegembiraan. Tapi tidak bagi wisudawan UT di Majene kali ini.
Sekian ratus keluarga wisudawan ini mengaku kecewa lantaran tak bisa menyaksikan secara langsung anak dan keluarga mereka yang sedang mengikuti seremoni ‘sakral’ di ujung masa perkuliahannya itu.
Karena tak bisa masuk di arena wisuda, maka mereka hanya bisa mengintip lewat pintu dan jendela ruangan. Panitia pelaksana hajatan itu tak membolehkan masuk bagi pihak keluarga wisudawan.
Tenda di luar ruangan, pengeras, apalagi layar tv besar tak dipasang di sekitar arena. Mereka betul-betul merasa kecewa.
Para keluarga dan tamu yang datang di tempat wisuda itu menganggap acara ini tak profesional. Salah seorang panitia wisuda ketika ditanya oleh sejumlah media, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa.
“Saya ini hanya tenaga kontrak di kampus UT dan tak tahu-menahu proses acara ini pak,” kata sumber ini yang tak bersedia dipublis namanya.
Muh. Rusli, Kepala Desa Karombang, Kecamatan Bulo, Polman, yang datang mengantar istrinya diwisuda, mengaku kecewa juga. Tapi berkat bantuan kru laman ini, Rusli bisa masuk mendampingi istrinya.
Tapi, untuk masuk ruangan wisuda, sulitnya minta ampun. Panitia wisuda berlakukan sistem ketat dan tak punya ruang kompromi hanya sekadar untuk masuk meliput acara itu.
Pemuda Muslim malah berang. “Istriku diwisuda pak. Saya datang pakai jas resmi, masa’ saya tak bisa masuk,” begitu Muslim mengata-ngatai penitia wisuda yang menghadangnya di pintu masuk ruangan.
Selamat berbahagia para wisudawan UT, dan selamat menghibur diri para penonton yang hanya bisa berpanas-panas terik di luar ruang. Ini pengalaman yang tak terindah.
BURHANUDDIN HR