
TRANSTIPO.com, Pasangkayu – Kepala Bidang Bina Marga dinas PUPR Mamuju Utara melakukan survey mendadak ke lokasi proyek pembangunan jembatan Pangiang, Kecamatan Bambalamotu, sebagai respon atas laporan warga mengenai pekerjaan yang dinilai asal-asalan, Selasa, 3 Oktober 2017.
Berdasarkan laporan warga, pondasi jembatan semestinya digali sedalam tidak kurang satu meter, malah dibangun di atas jalan aspal yang dianggap tidak kokoh menahan beban.
Menurut Muammar Nur, seusai peninjauan, pihaknya meminta pihak kontraktor melalui konsultan perencanaan agar membongkar seluruh pondasi yang baru dibangun tersebut.
“Setelah kami menyaksikan langsung kondisi pekrjaan (jembatan, red), kami meminta pihak rekanan melalui konsultan agar membongkar pondasi yang berdiri di atas aspal, sebab ini tidak sesuai RAB. Bila tidak, maka kami akan menghentikan seluruh pekerjaan,” tutur Muammar.
Karena itu, ia berharap pekrjaan ini segera dibenahi dan meminta warga agar mengawasi pekerjaan dan melaporkan bila ada indikasi pelanggaran.
Proyek pembangunan jembatan Pangiang yang dikerjakan PT. Putra Tolaling ini menelan biaya sekira Rp 5,5 miliar bersumber dari DAK (dana alokasi khusus) tahun 2017.
Pengerjaan jembatan yang menghubungkan jalan trans Sulawesi-Pelabuhan Tanasa tersebut sudah mencapai 50 persen dan diharapkan rampung pada akhir tahun ini juga.
ARHAM BUSTAMAN