Wagub Sulbar Hj Enny Anggraeni Anwar (kiri) menerima cinderamata dari Kepala BI Perwakilan Sulbar, Dadal Angkoro, usai membuka acara FGD Optimalisasi Mamuju Menuju Smart City yang berlanngsung di d’Maleo Hotel & Convention Mamuju, Rabu, 19 Juli 2017. (Foto: Irham)

TRANSTIPO.com, Mamuju – Wakil Gubernur Sulawesi Barat Hj. Enny Anggraeni Anwar membuka acara Focus Group Discussion (FGD) Optimalisasi Kota Mamuju Menuju Smart City yang diselenggarakan oleh Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Barat di d’Maleo Hotel dan Convention Mamuju, Rabu, 19 Juli 2017.

Pada kesempatan tersebut, Enny Anggraeni Anwar menyampaikan, berbagai kota yang berada di belahan dunia kini tengah berlomba-lomba untuk mengusung kota dengan konsep kota pintar (smart city), termasuk Indonesia.

Karena dengan adanya kota pintar, kata Wagub Ennny, dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

“Konsep kota pintar ini sangat baik dielaborasi dengan konsep Kabupaten Mamuju yang mengusung jargon Mappaccing untuk mewujudkan lingkungan kota bersih dan indah. Saya sangat setuju dan mendukung konsep pengelolaan kota pintar ini,” kata Enny Anggraeni Anwar.

Masih kata Enny, terkait berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten Mamuju, agar dapat diselesaikan dengan prosedur dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Jika hal tersebut dijalankan, katanya, Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Barat akan membawa banyak perubahan bagi kehidupan bermasyarakat.

Mantan Ketua Penggerak PKK Sulawesi Barat tersebut juga mengharapkan, hasil yang terbaik dari kegiatan diskusi ini dapat menghasilkan program-program untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat yang bekerja sama dengan Perwakilan BI Sulawesi Barat ke depan.

Kepada Kantor Perwakilan BI, atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Enny Anwar mengucapkan terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Provinsi Sulawesi Barat sebagai penyelenggara.

Dan, kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju berharap, agar dapat menyukseskan pelaksanaan pembangunan melalui program yang telah direncanakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Di tempat yang sama, Kepala BI Perwakilan Sulbar, Dadal Angkoro menyampaikan, Mamuju adalah kota administratif dengan mobilitas yang tinggi sehingga menghasilkan produksi limbah yang begitu banyak.

Sama halnya juga dengan sampah rumah tangga yang menjadi suatu tantangan dan juga sekaligus potensi.

Potensi tersebut, kata Dadal, bisa dimanfaatkan dengan suatu sistem pengolahan limbah yang memerlukan unit BUMD tersendiri. Contohnya, sebut Dadal Angkoro, bisa berupa pupuk yang bisa dijadikan produk daerah dan didistribusikan ke kabupaten lain sehingga bisa menekan harga.

“Siklus seperti inilah yang kita harapkan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mamuju. Mengolah dan mengoptimalkan BUMD yang hasilnya bisa meningkatkan PAD dan mensejahterahkan petani yang ada di Sulawesi Barat,” jelas Dadal Angkoro.

Dadal juga menyampaikan, keberadaan Bank Indonesia dijabarkan dalam sembilan tugas pokok. Salah satunya, memberikan masukan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten, sekaligus sebagai fungsi analisis data dimana pihak BI bisa memberikan masukan dan data yang dimiliki.

“Mudah-mudahan ide-ide ini bisa dipahami dan diterima, dan kami berharap bisa di musyawarahkan karena Smart City adalah suatu kelayakan kota dimana masyarakat bisa hidup dengan layak dari sisi kebersihan maupun yang lainnya. Kami siap mendukung baik secara data analisis dan di lapangan. Karena itulah fungsi kami adalah melayani,” urai Dadal.

Turut hadir dalam diskusi ini adalah Bupati Mamuju yang diwakili oleh Asisten III Pemkab Mamuju, Kadis Perhubungan Sulawesi Barat Khaeruddin Anas, Kasrem Priyono, Perwakilan Kapolda, Perwakilan Biro Ekbang Asmar, Guru Besar ITB Prof. Ridwan, rombongan dari KPU dan Kemenkumham serta para pimpinan perbankan.

FADILAH/HUMAS PEMPROV SULBAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini