Judul di atas untuk ‘tim sukses’, jika memang masih ada.
Dalam balutan kemeja tak berlengan yang sederhana, ABM terus bergerak. Lihatlah kulit di bawah kelopak matanya. Bukankah itu tanda tak sekadar duduk-duduk santai?
Ia terus bergerak, sebab kadung janji itu telah terucap, dan Anda sekalian mencatatnya: dalam Visi Misi yang terurai berpengharapan.
TRANSTIPO.com, Jakarta – Jakarta seperti biasa. Padat, dan jutaan warganya berseliweran dalam pekerjaannya masing-masing. Salah satu kota terpadat di dunia ini adalah ibukota negara kita, Indonesia.
Telah dimaklumkan bersama, bahkan sudah ditahbiskannya sejak dahulu kala, bahwa kota ini—dan sebaran seluruh daratan dan laut di bumi Pertiwi ini—akan kita terima kebedaan, toleransi, patriotisme dan nasionalisme dalam bangsa-negara.
Tuhan telah mempersaksikannya dalam Berkah-Nya pada gelora semangat tatkala pekik perjuangan kemerdekaan ditempuh di masa dulu, oleh para suhada-suhadain kita.
Hari ini, atau di masa modern ini, kita telah berlimpah potensi untuk diurus bersama demi kebaikan kita bersama—dalam nama Rakyat dan Bangsa Indonesia.
Di Jakarta, pada Senin siang kemarin, sekitar jam 12 hingga belum sore benar, Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar (ABM) anjangsana ke Pantai Indah Kapuk (PIK).
ABM tak sendiri. Ia ditemani oleh Burhanuddin dan Abdul Syukur Rahim. Kedua lelaki ini adalah pengusaha di luar Sulbar. Keduanya pula ‘orang dekat’ ABM nun jauh di Manado, Sulut, dan di Makassar, Sulsel.
Sehabis bermuhibah di pelbagai tempat di Sulbar dan di luar Sulbar untuk bersambung rasa, menyelami hati, dan mempertautkan pikiran-pikiran baik yang jernih kepada sesepuh dan tokoh-tokoh Sulbar, ABM tak lupa terbang jauh dulu.
Untuk apa? Bukanlah jalan-jalan biasa. Betul? Iya.
Lihatlah dari kulit kedua kelopak matanya. Tampak benar jika ia didera kecapaian. Tapi dalam hasrat ABM harus terus bergerak. Sudah begitulah konsekuesi logisnya dari seorang pemimpin pilihan rakyat yang baru-baru ini telah diserahi ‘mahkota tanggungjawab’ oleh Joko Widodo—presiden kita.
Lewat percakapan WhatsApp, Abdul Syukur Rahim mengirimkan sejumlah gambar dan siluet percakapan yang berpengharapan itu.
“Kami menemani pak Gubernur Sulbar bertemu dengan pak James dan pak Mr. Lio Nam Kiong. Beliau-beliau ini pengusaha besar di Jakarta, atau katakanlah di Indonesia,” tulis Syukur Rahim kepada laman ini, semalam ba’da tarwih.
Seorang perempuan yang tinggi semampai itu, kata Syukur, adalah sekretaris di kantor pak Mr Lio. Perempuan berkulit putih sawo matang ini namanya Rita Tiara Panggabean.
Pertemuan antara gubernur kita dengan ‘calon pendonor’ pembangunan di Provinsi Sulbar ini adalah bentuk nyata sebuah perjuangan menggapai asa, yang telah terucap di saat kampanye ABM-Enny dulu.
Jadi, ini bukan semata agenda piknik.
Menurut terjemahan Syukur Rahim, kalau hanya mengandalkan anggaran formal provinsi untuk merengkuh perubahan yang besar, manalah cukup. Karena itu, kata lekali Mandar ini, inilah sebuah rintisan besar yang Insya Allah akan berberkah di kelak nanti.
“Ini hasil dari kerja smart (cerdas),” aku Syukur. “Ini konteks percepatan pembangunan Sulbar a’la Ali Baal Masdar,” begitu Syukur Rahim menyimplikasi saat pra-komunikasi yang dibagunnya bersama sejumlah pihak kepada para ‘big boss’ Jakarta itu.
Apa saja yang diperbincangkan dengan mister-mister yang super kaya itu—di rumah besar dengan pekarangan yang tak terkira luasnya?

“Perbincangan tadi (kemarin siang, red) mengarah ke investasi sistem KSO pada pelbagai bidang. Misalnya, untuk perhotelan, perumahan, bandar udara di Polman dan Matra, dan perluasan pelabuhan fery serta penyediaan 1 set kapal very yang cepat,” Syukur menjelaskan.
Respons pengusaha besar itu, yang ditirukan oleh Syukur Rahim, “Mr. Lio bilang, akan menyanggupi pembangunan hotel berbintang 5, dan bisa bangun dalam kurun waktu paling lama lima bulan.”
Syukur sedikit beri perspektif lain dari pribadi Mr. Lio itu. “Mr Lio ini perpandangan nasionalis sekali. Inilah yang membuat nyambung dengan obrolan pak ABM,” kata Syukur.
Perbincangan yang diselingi canda dan tawa itu, “Semuanya mencair. Tak kaku,” kata Syukur lagi.
Patriotisme dan nasionalisme ke-Indonesia-an Mr. Lio Nam Kiong bila ditelisik dari aktifitasnya di masa lalu. Dulu, kisah pendek Sukur, Mr. Lio ini adalah atlit Taekwondo Indonesia.
Dulu, Lio pernah memperkuat tim ‘Merah Putih’ pada sebuah perhelatan olahraga di Korea Selatan. Lio tergabung dalam cabang olahraga Taekwondo. “Beliau berhasil menyabet medali emas di cabor itu untuk Indonesia,” kisah Syukur.
“Beliau sangat nasionalis,” tutup Syukur dalam perbincangan pendek ini.
Tak lama setelah itu, Syukur Rahim meninggalkan Gubernur ABM. Ia beranjak dari rumah mister Lio yang super luas itu, lalu ia pergi bernyanyi di Resto Demang di kawasan Sarinah, Jakarta. Seusai berbuka tentunya.
Yang tak tampak: Rita Tiara Panggabean.
SARMAN SHD