TRANSTIPO.com, Mamasa – Mentari mulai memancar meski belum terik benar di suatu hari di bulan November lalu. Seorang pemuda berambut gondrong sedang berlutut sembari menarik perlahan kuas di dinding.
Tarikan kuas dengan cat berwarna-warni itu menghasilkan beragam gambar, yang secara kasat kemudian berbentuk pesan: informatif, edukatif, dan sedikit inspiratif.
Dhani namanya. Ia menetap di kecamatan seberang dalam wilayah kabupaten yang beda tapi tak jauh dari Kecamatan Tabulahan. Ia datang ke Lakahang untuk keperluan memperindah dan memanjakan mata para pengunjung dan pelintas pada dinding dan taman Puskesmas Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Jika Dhani mengembarakan skill menggambar dinding yang hasilnya mencengangkan, lelaki Agus seolah tak mau kalah.
Lewat taman di depan Puskesmas Tabulahan itu, Agus menantang secara cekatan dengan menghasilkan taman indoor dan outdoor di area puskesmas itu.
Agus meracik campuran semen, pasir, dan bebatuan dalam cairan hingga kemudian memolesi cat pewarna dan menghasilkan taman yang memesonakan, bisa memanjakan pelintas sekalipun untuk singgah melepas penat sembari menikmati air mancur dari tebing ukir yang indah.
Sebuah pemandangan olahan tangan seniman berbakat dari Kalukku, Mamuju ini sengaja didatangkan ke Tabulahan untuk membuat Puskesmas Tabulahan — selain dari fungsi pokoknya sebagai pusat pelayanan kesehatan Masyarakat — tetiba menjadi _destinasi_ mini warga kampung atau sesiapa saja yang datang berobat ke puskesmas ini.
Pesan-pesan edukatif tentang pola hidup sehat tergambar jelas di dinding puskesmas, selain tentunya memberi cita rasa seni yang tinggi.
Pewarnaan dinding bangunan yang semula kosong melompong, setelah kehadiran Dhani — dan juga Agus — semua tampak berubah dan menarik di pandang mata. Itulah keutamaan kerja-kerja seni.
Meski Dhani dan Agus menghasilkan kerja seni berkualitas, ide dasar menggambar dinding dan memoles taman datang dari perempuan Iryanna.
Wujud gambar itu ada dan tulisan penyertaan sebagai penjelasannya yang diterakan pada sekitar gambar-gambar yang ada di dinding bangunan Puskesmas, “Ide awalnya dari saya,” kata Kepala Puskesmas Tabulahan, Iryanna, SKM, MM, Rabu, 6 Desember 2023.
Menurut Iryanna, waktu kerja Dhani menggambar dinding sebenarnya seminggu, begitu pula Agus.
“Kenyataannya, waktu Dhani 10 hari dan Agus 14 hari. Itu karena cuaca tidak mendukung sehingga kelarnya lewat dari target,” kata Iryanna dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 7 Desember.
Akreditasi
Media ini mendapat undangan dari Kepala Puskesmas Tabulahan beberapa hari sebelum Rabu, 6 Desember.
Hari itu adalah hari ketiga dari serangkaian kegiatan terkait Akreditasi Puskesmas Tabulahan di Kabupaten Mamasa.
Sejak hari pertama, Senin, 4 Desember, Puskesmas Tabulahan kedatangan dua orang tamu dari Makassar, Sulsel.
Tamu yang dimaksud itu, yakni Surveyor dari Lembaga Akreditasi Fasilitasi Kesehatan Indonesia (LAFKI): drg. Irawati S, MARS (ketua) dan Abdul Rahman Akmal, SKM, M.Kes (anggota).
Irawati dan Rahman berada di Lakahang mulai Senin hingga Rabu — di petangnya akan terus ke Puskesmas Tanduk Kalua untuk melakukan kegiatan yang sama: survei akreditasi.
Puskesmas Tabulahan dihuni kapasitas pimpinan dan petugas pelayan kesehatan sebanyak 146 orang. Sejak 2018, hasil akreditasi Puskesmas Tabulahan sudah nangkring di posisi lumayan bagus: berpredikat Madya.
Hasil survei kali ini bisa mengantar puskesmas di bawah pimpinan Iryanna naik ke level Utama, “Bahkan bisa langsung mencapai status Paripurna, predikat tertinggi. Tapi itu tergantung hasil penilaian tim dan evaluasi di kementerian,” kata drg. Irawati S, MARS di Puskesmas Tabulahan, Rabu, 6 Desember.
Dokter Gigi Irawati yang sehari-harinya bertugas di RSUD Kabupaten Jeneponto, Sulsel, tampak sumringah ketika ditanya akan seperti apa hasil survei yang telah dilakukan di Puskesmas Tabulahan ini.
Sesekali ia menoleh ke Iryanna, dan ia bilang, “Sepertinya puskesmas ini akan naik kelas.”
Apa itu akreditasi?
Akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan.
Sejak pukul 08.00 pagi, Puskesmas Tabulahan sungguh ramai. Selain warga yang datang berobat di ruang dalam puskesmas, di samping gedung kursi tersusun dengan ratusan orang berpakaian seragam putih-hitam lengkap kalungan atribut di dalam aula dan di bawah sebuah tenda besar.
Utusan Pj Bupati Mamasa, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa, Legislator kabupaten dan sejumlah Kades juga tampak di ruangan tempat pertemuan diadakan.
Dari luar saya melihat Irawati dan Abdul Rahman secara bergantian beri ‘kuliah kesehatan’. Sang tuan rumah Iryanna sesibuk cekatan. Urusan makan minum tetamu pun mesti ia turun tangan memastikan semua terlayani dengan baik.
Di bidang kesehatan, ia pekerja dan pemikir yang telaten, yang sepadannya di Kabupaten Mamasa bagai mencari sebiji jarum di gundukan jerami.
SARMAN SAHUDING