Wartawan di Mamuju sedang ngopi bareng dengan tim media ABM-ENNY di salah sebuah warung kopi di pantai Mamuju, Jumat sore, 14 Oktober 2016. (Foto: Risman Saputra)

TRANSTIPO.com, Mamuju – Pada Kamis malam, 13 Oktober 2016, di sebuah warung kecil di Mamuju, sejumlah wartawan bersilang pendapat soal waktu yang tepat turun aksi pada Jumat esok (hari ini, red), sebagai bentuk dukungan moril pada Joni Tonapa—kontributor MNC TV di Matra.

Sudirman Samual—Ketua AJI Sulbar yang juga Wapimred Radar Sulbar—menyimpulkan, sebaiknya sebelum ibadah Jumat sebab seusai Jumatan kita diundang tim media ABM-Enny.

“Saya pikir ini perlu kita hadiri sebab teman-teman mengundang khusus wartawan di Mamuju,” kata Sudirman singkat.

Seusai ‘aksi damai’ untuk wartawan Joni dalam bentuk dialog dengan Wakapolda Sulbar, beduk Jumatan telah hampir tiba.

Serombongan wartawan dari pelbagai media berhamburan untuk mengemas diri: kembali ke peraduan masing-masing, meluruskan doa, meneguhkan niat, berganti seragam dalam kebiasaan ibadah, dan tentu tak lupa selembar sajadah—kopiah hitam dan sejenisnya.

Jumat ini sudah 14 Oktober. Surgawan Askary—tim media ABM-Enny—lebih dulu duduk di sebuah warung kopi di bibir pantai Manakarra Mamuju.

Ketika ‘daftar hadir’ diedar, 45 wartawan yang menulis nama dan bertanda tangan. Nomor handphone dan alamat email juga ditulis di kertas selembar itu.

Surgawan menyimpannya lalu ia membuka ‘pengarahan’, tentu sembari menyeruput kopi, susu hangat, teh hangat, atau minuman pendingin lainnya yang diperuntukkan untuk semua wartawan yang hadir di warung milik ‘pak haji’ itu.

Tim media ABM-ENNY, Surgawan Askari (kanan, kaos putih) sedang beri 'arahan' kepada sejumlah wartawan, Mamuju, 14 Oktober 2016. (Foto: Andi Arwin)
Tim media ABM-ENNY, Surgawan Askari (kanan, kaos putih) sedang beri ‘arahan’ kepada sejumlah wartawan, Mamuju, 14 Oktober 2016. (Foto: Andi Arwin)

“Kami sengaja mengundang teman-teman wartawan yang ada di Mamuju sebagai bentuk awal kita bersilaturahmi,” Surgawan membuka, atas nama tim ABM-Enny.

Menurut bekas wartawan radio dan dedengkot sejumlah lembaga swadaya masyarakat ini, sebetulnya pada saat pak ABM dan bu Enny selesai mendaftar tempo hari, kami sudah agendakan untuk bangun silaturahmi awal dengan teman-teman pengelola media dan wartawan, namun waktu kami ketika itu sangat padat, ditambah dengan hujan nyaris tiada henti, maka baru hari ini kita bisa bersua bersama.

“Tapi, tanpa mengurangi nilai silaturahmi dan persahabatan ini, meski baru saat ini—di Jumat sore ini—kita bisa berkumpul bersama di tempat yang sederhana ini, bagi kami sebagai tim ABM-Enny tetap berterima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman wartawan. Saya bisa memahami dunia media sebab saya juga pernah lama bekerja sebagai wartawan,” urai Surgawan.

Surgawan sekalian menawarkan kepada pemimpin media atau pengelola media, yang sempat hadir tentunya, untuk jalin kerjasama dalam bentuk pemuatan iklan publikasi ABM-Enny.

“Tapi kami tetap akan memedomani ketentuan dari KPU Sulbar terkait pemasangan iklan kandidat. Kami sudah gariskan tak boleh melanggar ketentuan yang telah ada. Yang pasti pasangan ABM-Enny berharap kerjasama nantinya akan kita bangun sebaik mungkin dan profesional. Saya bisa paham—dan beliau pak ABM dan bu Enny juga sangat mafhum—di mana posisi profesionalitas media,” kata Surgawan lagi, Jumat sore di Mamuju.

Pada daftar hadir yang diedar, hadir 45 wartawan di Mamuju dalam silaturahmi yang dibangun oleh tim media ABM-ENNY, Mamuju, 14 Oktober 2016. (Foto: Zulkifli)
Pada daftar hadir yang diedar, hadir 45 wartawan di Mamuju dalam silaturahmi yang dibangun oleh tim media ABM-ENNY, Mamuju, 14 Oktober 2016. (Foto: Zulkifli)

Surgawan baru saja menyudahi ‘arahan’ singkatnya ketika Eko Bambang Subiantoro tiba di tempat ngumpul-ngumpul itu.

Eko Bambang ini datang dari Jakarta dan ia dikenal sebagai Chief of Research PolMark—salah satu lembaga survei di Indonesia yang sudah punya nama besar.

Lembaga survei ini dipimpin oleh Eep Saefulloh Fatah, doktor ilmu politik yang jasa konsultannya ikut berjasa memenangkan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Termasuk, PolMark berada di ‘belakang’ Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 lalu.

Pada obrolan santai sore tadi, mas Eko tak bersedia mengumbar hasil kajian dan penelitiannya membawa ABM unggul dalam survei sejak Maret 2016 ini.

Tapi Eko sedikit membuka ‘rahasia dapur’ PolMark ketika sejumlah wartawan menanyakan berulang-ulang hasil survei pasangan kandidat Pilgub Sulbar 2017.

“Hasil survei kita sementara per Oktober ini ABM-Enny unggul dengan nilai 32,9 persen. Sementara SDK-Kalma 18,9 persen, dan JSM-Hamas 6 persen. Tapi ini Oktober lho mas. Masih ada waktu beberapa bulan. Kita masih akan buka dua kali lagi. Terakhir, seminggu sebelum hari H akan kita umumkan lagi hasil survei kita,” tutup Eko Bambang.

ZULKIFLI/RISMAN/SARMAN SHD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini