TRANSTIPO.com, Majene – Dipilihnya Majene sebagai tempat Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) kali ini bukanlah tanpa landasan dan alasan-alasannya.
Pertama, secara historis Majene telah dikenal sebagai mozaik, bahkan pijakan kultus pendidikan di tanah Mandar yang mengakar. Kedua, sejarah sosio-politik dalam bingkai Sulawesi Barat, Majene telah disepakati bersama sejak Provinsi Sulawesi Barat ini lahir, bahwa Majene dipilih untuk dijadikan sebagai “destinasi” pendidikan.
Pra-Musrenbang ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat (Sulbar), dimulai pada Rabu, 22 Maret 2017. Pra-Musrenbang ini akan menyerap program kabupaten tentang pendidikan Vokasi untuk menunjang Nawacita Presiden RI, yakni—salah satunya—meningkatkan akses layanan pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan bermartabat.
Harus disadari memang bahwa masih rendahnya lama sekolah di Sulbar atau baru hanya berkisar 6,9 tahun. Jika diukur berarti baru berkisar kelas I SMP. Dengan itulah sehingga Pemprov Sulbar melakukan upaya intervensi pembiayaan, walau baru sebagian kecil yang mampu diakomodir.
Tapi diyakinkan bahwa penganggaran ini akan diakomodasi secara bertahap dengan berharap mampu meningkatkan akses layanan untuk sedikit memacu lama sekolah kita di Sulbar ini.
Dalam program percepatan pembangunan bidang pendidikan, untuk tahun 2018 nanti kita sudah mengusulkan anggaran pendidikan kepada pemerintah pusat berkisar Rp 400 miliar untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang sangat mendesak. Termasuk untuk membangun bebenerapa Unit Sekolah Baru (USB) SMA/SMK.
Bahkan, kita memberikan assesmen kepada kabupaten untuk membangun sekolah SD dan SMP di wilayah kepulauan yang ada di Provinsi Sulbar.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar juga akan membelikan kapal sebagai alat transportasi bagi anak-anak sekolah yang berada di sejumlah pulau. Kapal inilah yang akan mengantar mereka hingga ke sekolh, dan sebaliknya kembali ke rumah mereka setelah usai jam sekolah.
Sebutlah misalnya, Pulau Karampiang, Pulau Ambo, Pulau Salissingang, dan sejumlah pulau-pulau lainnya yang dipastikan di sana bermukim anak umur sekolah.
Kita juga rencanakan untuk pembelian beberapa armada bus sekolah bagi anak-anak Bangsa di wilayah Sulbar, khususnya daerah yang belum terjangkau alat transportasi umum. Kemudahan untuk sekolah telah menjadi tanggungjawab pemerintah.
Mudah-mudahan program unggulan kita direspon oleh pemangku kebijakan penganggaran. Kita juga akan membangun SMK Kelautan. Secara geografis, Mandar atau Sulbar dikenal dengan potensi kemaritimannya. Pelaut-pelaut kita telah dikenal di seantero dunia, sejak dahulu kala.
Nah, karena itulah, untuk melestarikan potensi itu yang telah bersemayam dalam sebuah semboyan “Mandar Pelaut Handal” maka sudah sepatutnyalah perlu ditopang dengan suprastruktur pendidikan di bidang itu.
Inilah sekelumit harapan saya sebagai Kasubag Program dalam mengimplementasikan Nawacita Pemerintah: Presiden RI dan Gubernur Sulbar—untuk pemimpin baru yang tak lama lagi akan dilantik. Advertorial
MAHYUDIN