

TRANSTIPO.com, Topoyo – Rabali Daeng Rewa adalag seorang warga Desa Salugatta, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng). Rabali sedang sakit yang oleh keluarganya mengantarnya berobat ke puskesmas terdekat yakni di Puskesmas Salugatta.
Penyakit muntaber yang diderita Rabali menjadi alasan sehingga ia segera dibawa ke puskesmas pada Sabtu, 9 Maret 2019. Setelah tiba di Puskesmas Salugatta, dan setelah petugas kesehatan di puskesmas itu melihat kondisi Rabali, pihak puskesmas tersebut mengeluarkan rujukan dan memberinya kepada keluarga Rabali agar si pasien ini dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tobadak, Mateng untuk pengobatan lebih intensif.
Saat dikonfirmasi pihak keluarga si pasien, Rabali Daeng Rewa, dijelaskan bahwa sesampainya di RSUD Tobadak, pihak rumah sakit mengatakan dokter yang seharusnya memberikan penanganan kepada si pasien sedang tidak ada di tempat.
“Ia (seseorang yang berwenang di rumah sakit itu) menyarankan agar Rabali dibawa ke UGD saja,” kata keluarga Rabali kepada kru laman ini di Mateng.
Sejurus dengan itu, pihak keluarga pasien pun mengikuti apa saran petugas rumah sakit tersebut. Setibanya di ruang unit gawat darurat (UGD), masih cerita keluarga Rabali, pasien Rabali ditolak oleh petugas di UGD dengan mentarankan kepada keluarga si sakit untuk kembali ke Puskesmas Salugatta.
“Kami diminta kembali ke Puskesmas Salugatta untuk mengambil surat rujukan yang surat rujukan itu khusus ditujukan ke ruang UGD,” cerita keluarga Rabali.

Dengan kejadian ini, katanya, pihak mereka jadi bingung. “Mengapa pihak Puskesmas Salugatta memberikan rujukan ke bagian Poli Umum untuk RSUD Tobadak kalau tidak berlaku rujukan tersebut di bagian UGD, padahal ini kan rumah sakit yang sama?” ujar pihak keluarga pasien dalam tanda tanya, heran.
Menurutnya, kami tidak tahu kalau rujukan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Salugatta itu tidak bisa dipakai di UGD. “Seandainya kami tau mendingan langsung aja saya minta rujukan ke UGD. Pihak puskemas ga ada penjelasan sama sekali tentang rujukan ini langsung dikasi,” keluahnya.
Dengan nada kesal, sumber ini bilang, “Kami tidak mungkin bolak balik hanya karena rujukan, apalagi tempat yang dituju sangat jauh, dan lagian ini bukan kesalahan kami, dan kami pun ga pernah meminta surat rujukan ke poli umum.”
“Saya heran, katanya pelayanan prima, padahal hanya karena rujukan ke poli umum, dan UGD kita dipersulit padahal tempatnya sama, ruang poli umum dan UGD sama-sama ada di RSUD Satelit Tobadak, hanya beda ruangan saja. Aturan rumah sakitnya sangat mempersulit pasien, masak tidak ada solusi. Kita ini masyarakat kecil, coba apakah kira-kira kalo ada pejabat seperti ini akan disuruh bolak balik juga,” bebernya, menggerutu.
Saat tulisan ini dibuat, belum terkonfirmasi kepada pimpinan atas baik Puskesmas Salugatta maupun pihak Rumah Sakit Satelit Tobadak, Mateng.
RULI SYAMSIL