TRANSTIPO.com, Mamuju – Belasan orang remaja dan pemuda ini sedang duduk bersila di Masjid Al-Khaerat, Sangkurio, Mamuju tepat malam 10 Ramadhan 1444 Hijriah.
Para pemuda Remaja Masjid di Sangkurio ini sedang menggelar rapat. Apa yang akan kita lakukan menyambut 17 Ramadhan nanti? M. Zainal Abdullah melempar pertanyaan kepada kawan-kawannya di rapat itu.
Pertanyaan Inal — sapaan pemuda Sangkurio alumnus Universitas Islam Negeri Makassar (UIMlN) — yang dibedah oleh peserta rapat.
Pemuda dan remaja yang umumnya baru belasan dan dua puluhan tahun itu berembuq hingga waktu makan sahur tiba.
Mereka menyimpulkan satu agenda: Fertival Ramadhan Berkah. Itulah kegiatan yang akan mereka kerjakan pasca rapat di Masjid Sangkurio tersebut.
Agenda festival dikebut. Panitia disusun. Pondok kecil di depan rumah Inal dikemas untuk tempat kerja panitia.
Riswan, Ketua FIK-R Pelangi Kadolang, Anusjami ketua panitia, dilegitimasi Ust. Rahmin, SH, Ketua Remaja Masjid Al Khaerat Sangkurio. Inal tetap jadi koordinator umum dan ‘penjaga gawang’ — mengontrol surat, membangunkan panitia di pagi hari, juga melarang Passahur keluar dari barisan dengan musik gambus di luar irama syahdu.
Empat pemuda di atas sebagai roh kegiatan festival di Sangkurio ini. Belasan anggota berada dalam barisan ‘satu komando’.
Surat dibuat. Proposal kilat dijalankan ke sesiapa saja personal yang sudi membantu/beramal.
Hasilnya 45 piala terbeli. Piagam penghargaan dibuat. Serta hadiah-hadiah lainnya. Sejak petang hingga usai berbuka Sabtu ini, panitia bekerja. Memastikan Piagam cukup dengan nama penerimanya tertulis benar. Kotak kue pun harus sudah rapi.
Pembukaan Festival Ramadhan Berkah dimulai pada Sabtu pekan lalu, dan Sabtu malam ini, 15 April, kegiatan ini ditutup.
Acara festival ini sungguh semarak dengan 10 kegiatan lomba, dilaksanakan di waktu siang dan malam setelah sholat Tarwih.
Lomba Adzan menarik, terutama bagi peserta bocah-bocah yang belum genap 10 tahun. Kadang alur saat kumandangkan adzan ia tersipu malu setelah mendengar penonton terbahak.
Kasidah modern menyita perhatian penonton. Tempat pangggung festival di dekat masjid berjubel warga, banyak sekali. Tua muda tumplek di lapangan kecil itu menyaksikan syair Timur Tengah dilantunkan.
Lomba kasidah modern yang melibatkan grup-grup kasidah remaja dan dewasa perempuan masih kalah dengan lomba F
fashion yang diikuti remaja lelaki dan perempuan.
Panggung di Kaki Bukit Kadolang
Sebuah panggung besi bongkar pasang dengan ornamen menarik berdiri di sebuah lapangan kecil di sisi Masjid Al Khaerat Sangkurio. Berdiri di bawah kaki puncak Kadolang.
Kampung Kadolang-Sangkurio dihuni 300 kk dengan dua Rukun Tetangga: RT I dan RT II. Rumah-rumah warga berjejar dekat Sungai Mamuju (Kali Mamuju), selebihnya berada di lekuk puncak Kadolang.
Di Sangkurio terdapat dua bangunan sekolah: SD dan SMP. Kampung ini berada sekitar satu kilometer dari kota Mamuju. Dari jalan raya kampung Parung-parung, untuk menjangkau kampung ini harus menyeberangi jembatan gantung dari besi selebar satu meter dengan panjang sekitar 50 meter.
Festival Ramadhan Berkah IV 2023 disambut oleh pejabat setempat. Lurah Mamuju Herimurianto misalnya, sejak pembukaan hadir menyemangati fesfival ini. Kamaruddin, seorang tokoh masyarakat Mamuju malah ikut menyumbang dana sebagai modal awal panitia. Kedua tokoh ini bakal hadil di malam penutupan yang sebentar lagi digelar.
Lurah Mamuju juga senang karena 11 lingkungan ikut memeriahi lomba dan masing-masing lingkungan mengutus peserta lomba mengikuti 10 jenis lomba yang disiapkan panitia.
Begitulah.
Meski sedang berpuasa, anak-anak remaja Mamuju ini mampu buat kegiatan yang, selain untuk pembinaan generasi muda dalam syiar agama, juga memberi hiburan yang positif di tengah-tengah warga.
Di panggung ada yang berlomba bergoyang, di lapangan penonton bersorak riuh dengan canda dan tawa. Ramadhan tidak melulu berpangku di rumah. Berkegiatan menghibur pun juga baik, ajang silaturrami salah satunya.
Marhaban yaa Ramdhan.
SARMAN SAHUDING