
“TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri”
TRANSTIPO.com, Mamasa – Tampak sesekali tangan kanan bertopang pada lutut, kaki kiri melingkar ke dalam. Duduk di atas dipan yang terbuat dari papan dan anyaman bambu di awal petang, sungguh nikmat tak tepermanai.
Petang yang dingin. Kaos tipis berwarna krem kecokelatan muda di badan jenderal bintang 1 itu, pas benar dengan cuaca sore di Batang Uru yang teduh selepas hujan yang rintik menjadi-jadi.
Langit seolah terbelah pada Kamis sore kemarin. Benar, tepat pukul 10.45 WITA Brigjen TNI Amrizal yang datang dari Mabes TNI AD, Jakarta, sengaja mengunjungi Banea dan Batang Uru, dan setibanya di kampung Alpukat dan Kopi itu turun hujan lebat sekali.

Dua desa bertetangga ini masuk wilayah Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Tahun 2021 ini, kedua desa tersebut menjadi salah satu sasaran program TMMD ke-112 T.A. 2021 di wilayah kerja Kodim 1428/Mamasa.
Seolah hendak menikmati hujan Banea, sang Jenderal dan Letkol Stevi abai acapkali dipayungi. Jalan keduanya kerap tak berpelindung payung dari prajurit yang selalu berusaha merapati keduanya.
Dari topi keduanya memercik air hujan yang sejak siang tumpah benar. Seragam loreng kebesaran TNI yang dikenakannya tak meluruh warna aslinya — walau basah sekalipun ketajaman warna khas lorengnya tetap asali.
Kopi Mamasa yang hangat dalam gelas membuat Amrizal seolah tak merasai dingin lagi mendung. Ia duduk sembari menyandarkan punggung di dinding sebuah rumah loteng milik warga Batang Uru.
Terkadang sang jenderal sumringah dalam duduk bersimpuh, meski sekitar sejam yang lalu — di puncak Desa Banea — sebelum kaki kanannya menyepak sadel pada boncengan motor trail, dua kali ia pelankan perintah, “Licin, turun… licin, turun.” Jelas tersirat kekuatiran. Sang prajurit muda TNI AD dari Kodim 1428/Mamasa yang telah berkesiap di atas motor menggerakkan kepala, dan….. siap.
Komandan Stevi Palapa tarik gas susul rapat sang jenderal susuri jalan menantang, penurunan berlumpur yang trengginas. Berbilang menit kemudian, sang jenderal, Muhammad Suaib, komandan muda Stevi, dan Mayor Ahmad sudah tampak bersantai di pojok jalan yang lapang dengan betonisasi yang kuat.
Di sekitar tempat menghela nafas dan menenteramkan penat, hanya ditinggali berbilang belasan rumah penduduk Desa Batang Uru.
“Seandainya ada yang ambil gambar di atas tadi, pas di jalan yang licin itu, bagus ya, pasti hidup sekali ya, tapi sayang hujan deras sekali, ya,” Brigjen TNI Amrizar menyapa sembari mengarahkan pandangan ke sejumlah kru media.

Letkol TNI Muhammad Suaib ikut menimpali obrolan dengan penuh bersahabat. Lalu, jalan pulang pun dikemas. Mobil sang Jenderal dan rombongan belok kiri di pertigaan Tabone, Sumarorong, rombongan kami berbelok ke arah Mamasa kota.
Desa Banea dan Desa Batang Uru (BBU) layak bersyukur. TMMD ke-112 membawa bertumpuk hadiah: pelebaran jalan 4 kilometer, pembuatan 3 dekker, pembangunan talud 90 meter, bak penampungan air bersih 5 buah, dan bantuan sosial ‘membukit’ (seperti, 1.000 buku Alkitab, 1 ton beras, 20 paket seragam sekolah untuk anak SD, dua buah bola voli, 2 buah net voli, tambahan gelaran vaksinasi.
Semua kegiatan fisik TMMD itu telah tampak secara kasat oleh sang Jenderal. Vaksinasi massal dan penyerahan rupa-rupa bantuan sosial ke warga di desa BBU tersebut, dilaksanakan di Gereja Toraja Mamasa Banea, bersamaan saat turun lebatnya hujan, Kamis, 23 September 2021, dari pukul 11.00 s.d. 13.30 WITA.
Cerita pendek tentang TMMD 112 di perbukitan BBU itu, pula kisah-kisah mengenai guncangan dan pertaruhan ancaman terperosok ke jurang yang curam — tentu ini pertaruhan hidup dan mati.
BBU sudah barang tentu berucap syukur tiada terhingga. Bola mata warga desa tak bisa bohong: berkat bantuan itu.
Banea belum cukup dengan Rp1,6 miliar seperti di info grafik anggaran tahun ini, dan di APBDes tentunya pula, Batang Uru pun masih butuh tambahan perhatian.
SARMAN SAHUDING