
AIM, Agus, Aras, dan Ramlan adalah figur penting dalam Pilgub Sulbar 2017 nanti. Fahmi belum teruji ‘tajinya’ sebagai petarung. Habsi tak tampak di gambar ini.
TRANSTIPO.com, Mamuju – Hari Ulang Tahun (HUT) Sulbar ke-12—Kamis, 22 September 2016—ini dihadiri oleh banyak tokoh penting.
Dari Jakarta—sekaligus yang bertindak sebagai inspektur upacara—adalah Komjen Pol Syafruddin Kambo, Wakil Kepala Polri saat ini. Tokoh-tokoh nasional lainnya juga masih ada, meski tak ditulis nama, jabatan dan kiprahnya saat ini.
Mantan Rektor Unhas dan bekas Dubes RI di Republik Islam Iran Basri Hasanuddin juga duduk di deretan kursi VVIP di pelataran Kantor Gubernur Sulbar, tempat HUT Sulbar ke-12 ini dilaksanakan.
Tokoh-tokoh lokal—sekaligus pejabat formal setingkat bupati—juga tampak jelas. (dari kiri ke kanan gambar di depan Anda) Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar, Bupati Matra Agus Ambo Djiwa, Bupati Mateng Aras Tammauni, Bupati Mamasa Ramlan Badawi, dan Bupati Majene Fahmi Massiara.
Keempat tokoh—minus Fahmi, dan Habsi karena tak tampak di gambar—ini adalah figur yang akan ‘bermain full’ di Pilgub 2017. Analisis sederhana kali ini akan berpusat pada empat tokoh dulu, dihitung dari kiri ke kanan. Sebab, katakanlah Majene—yang dipimpin Fahmi—akan ‘habis teriris tiga’.
Andi Ibrahim Masdar—AIM—memimpin kabupaten sebagai ‘lumbung’ suara di Pilgub. Adik kandung ABM ini, tentu akan lebih memilih berjuang untuk kakak kandungnya itu, meski Partai Golkar—partai yang dipimpinnya—mengusung pasangan JSM-Hamas di Pilgub 2017.
Agus Ambo Djiwa, jelas warnanya merah—untuk ABM-Enny. Selain sebagai bupati di Matra, dia juga Ketua PDI-P Sulbar, salah satu partai penyokong ABM-Enny dan sekaligus ketua tim suksesnya.
Agus tentu akan mempertaruhkan kemenangan pada paslon yang didukungnya sebab: demi tanggungjawab pada partainya, dan reputasinya sebagai ketua tim provinsi. Di kabupaten yang dipimpinnya, ia menarget.
“Ya, di Matra, kemenangan 60 persen ABM-Enny adalah ukuran yang sangat realistis,” kata Lukman Said dan Junaedi Hafid, orang dekat Agus di partai kepala banteng moncong putih.
Aras Tammauni. Dia tulen sesepuh Partai Demokrat di Sulbar. Partai ini adalah kendaraan utama paslon SDK-Kalma, dan masih ada Hanura dan PKS. Aras adalah pengibar pertama bendera Demokrat di Sulbar.
Kini, ‘petani sukses’ yang mengalahkan banyak pengusaha lokal, telah dipercaya warga mateng untuk jadi bupati—tampuk yang didudukinya setelah Pilbup 2015 lalu. Aras tentu akan membantu partainya—sekaligus paslon SDK-Kalma—untuk tetap menang di Mateng, di Pilgub nanti.
Ramlan Badawi? Di posisi ini sangat menarik. Semua wartawan bertanya-tanya di kantor KPU Sulbar pada Kamis, 22 September siang, ketika Aras dan Ramlan tak mendampingi SDK-Kalma saat mendaftar, meski kemudian di penghujung acar Aras Tammauni muncul di KPU Sulbar. Ramlan Badawi tidak muncul sama sekali.
Mamasa kini dipimpin Ramlan, secara dejure masih ketua DPD Demokrat Mamasa saat ini. Mamasa akan jadi salah satu ‘kunci’ kemenangan di Pilgub Sulbar 2017—ketika misalnya, di jazirah pantai pertarungan seru. Meski Ramlan memimpin Mamasa, tapi umum diketahui bahwa Mamasa adalah ‘basis suara politik’ AAS—suami bu Enny.
Jika Ramlan allout bantu Demokrat di Pilgub, toh ia akan ‘bertabrakan’ dengan AAS. Selain itu, Obed Nego Depparinding—yang ‘membantu’ Dirga Putra Singkarru di Pileg 2014 lalu raih suara mendekati 40 ribu di Mamasa—telah berada di kubu ABM-Enny. Selain juga ada tokoh muda Gerindra Munandar Wijaya, yang tak lain anak biologis Ramlan.
Tapi Ramlan masih punya partner, yakni Yahuda. Dialah yang akan ‘menyetir’ Demokrat di Mamasa, sekaligus membantu keras SDK-Kalma di Mamasa.
Bacaan ini sekadar sajian Minggu malam. Waktu istirahat sebelum masuk kerja awal pekan, Senin esok.
SARMAN SHD