
TRANSTIPO.com, MATRA – Lembaga Pers Mamuju Utara (Permata) menggelar rapat khusus yang dipusatkan di kota Pasangkayu, Senin, 9 Januari 2017. Rapat ini adalah salah satu cara untuk menepis isu-isu miring terkait vacumnya lembaga wartawan lokal Matra belakangan ini.
Adapun penggiat kuli tinta yang ikut dalam rapat itu, antara lain, Arham Bustaman, Andi Aswan, Mustakim Lahuda, Firmansyah Bacoki, R Adding Marulu, Burhanudin Karatte, Udin Virgo, Hinur, Arif Fadil, Abd Muis, Indri yahya, Ardi Djafar, Arjuna, M Jasman, Andi Safrin, Malik M, dan Sudirman Idris.
Rapat yang dipimpin Ketua Permata Matra Arham Bustaman ini memutuskan poin-poin penting, di antarannya, lembaga ini menjunjung tinggi solidaritas dan persatuan sesama jurnalis, mengagendakan rencana program kerja pelatihan jurnalistik, serta memutuskan untuk mengakomodir atau menyetujui kerjasama program publikasi (Sponsorship) antara pihak Media dengan Pemkab Mamuju Utara (Matra).
Ketua Permata Arham Bustaman menyampaikan, pertemuan yang dilaksanakan dengan sederhana ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan para jurnalis di daerah ini. Olehnya, kata Arham, berbagai persoalan yang dihadapi harus diselesaikan segera mungkin tanpa adanya perselisihan.
“Mari kita saling support dan jangan sekali-kali saling menyikut atau bersilat lidah,”singgung Arham, pria yang punya ciri khas rambut perak kelahiran Desa Pangiang ini.
Dia menambahkan, dibentuknya Permata sebagai wadah berhimpunnya jurnalis di daerah ini semata bertujuan untuk membangun daerah. Karena menurutnya, para kuli tinta punya andil yang begitu besar untuk menyatukan persepsi membangun daerah Matra ke depan.
“Makanya saya mengajak kita semua bersama-sama membesarkan lembaga PERMATA ini,” pesan Arham Bustaman.
Sedangkan Mustakim Lahuda. putra kelahiran Sarudu, Matra, yang juga Bendahara Umum PERMATA mengungkapkan, diadakannya rapat istimewa ini untuk menepis ketidakaktifan lembaga PERMATA di daerah ini.
Olehnya kata dia, adapun rekan jurnalis yang berseberangan ‘visi’, dan lebih memilih hengkang ke organisasi jurnalis yang lain, itu tidak masalah. Namun Permata tetap pada pendirian bahwa tidak diperbolehkan memasuki keduanya.
Artinya, harus bisa memilih wadah jurnalis yang ada. paksaan. Karena di lembaga ini dibutuhkan konsistensi dan pendirian yang kuat.
“Kalau memang mau memilih organisasi jurnalis lain, ya, dipersilahkan, tapi rekan-rekan harus rela dicoret dari PERMATA,” tegas Mustakim.
FIRMANSYAH BACOKI