TRANSTIPO.com, Mamasa – Hasil pekerjaan atau perbaikan jembatan Tedong-Tedong di Mamasa disorot warga. Jembatan darurat bencana ini menghubungkan Desa Buntubuda dengan Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa.
Warga menilai, jembatan ini dikerja asal-asalan atau tanpa mengutamakan kualitas pekerjaan.
Salah seorang warga yang bermukim di Desa Buntubuda, Boby Patalangi mengatakan, pengerjaan darurat jembatan Tedong-Tedong yang dikerjakan beberapa bulan lalu itu, tampaknya dikerja asal-asalan atau tak mengutamakan kualitas pekerjaan.
“Sejumlah bagian tembok jembatan sudah mulai retak. Pengerjaan jembatan itu belum lama, namun temboknya sudah mengalami retakan,” kata Boby Patalangi kepada transtipo di Mamasa, Rabu, 26 Juli 2017.
Pengerjaan darurat bencana jembatan Tedong-Tedong dikerjakan pada tahun 2016 lalu dengan anggaran Rp1.287.445.00, bersumber dari Anggaran Dana Siap Pakai (DSP) Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) kerjasama dengan Pemkab Mamasa, dan pihak ketiga CV. Jangka Utama.
Menurut Boby, selain tembok jembatan sudah retak, anggarannya yang lebih 1 miliar lebih itu, menurutnya, tak sebanding dengan kualitas pekerjan yang ada.
Sehingga, kata Boby, dirinya akan melaporkan proyek itu ke pihak penegak hukum agar melakukan pemeriksaan atas hasil pekerjaan tersebut.
“Selain pekerjaan jembatan darurat bencana jembatan Tedong-Tedong, sejumlah kasus proyek lainnya sudah saya laporkan ke Kejaksaan Tinggi Sulsel. Tinggal menunggu tindaklanjutnya,” aku Boby.
Terpantau, proyek jembatan dimaksud, memang bagian tembok di ujung jembatan sudah mengalami retakan sekitar 1 meter.
FRENDI CHRISTIAN