
TRANSTIPO.com, Mamuju – Muhammad Dafa Riski Muntasa Putra Ruli (13 tahun) berdiri dengan menopangkan kedua siku di meja menghadap seorang perempuan paruh baya berkostum panitia ajang besar di Hotel Matos, Mamuju, semalam.
Dafa Putra Ruli baru saja tiba di Mamuju, Jumat, 7 November 2025, dari perjalanan darat sekitar empat jam. Ia menempuh perjalanan berkendara mesin dari Topoyo, Mamuju Tengah (Mateng) ke Mamuju kota sejauh 142 kilometer.
Wajah Dafa tampak pucat. Pecatur yang kelas 8/SMPN 6 Bayor, Topoyo, berdiri di depan meja Panitia Kejurnas Catur di Hotel Matos semalam itu, lebih sering menunduk.
Ayahnya, Ruli, sudah berkecil hati anaknya tak bisa mengikuti ajang nasional lantaran didera sakit beberapa hari sebelum pembukaan Kejurnas Catur, 7 November di Mamuju.
“Alhamdulillah, Dafa sudah baikan, dan sore nanti (Jumat, pen) mau ke Mamuju sama 5 orang temannya untuk ikuti kejurnas catur,” kata Ruli, Jumat pagi, 7 Noverber.
Ketua Percasi Kabupaten Mateng, Hasri Salam, membenarkan keikutsertaan Dafa Putra Ruli di ajang turnamen catur tingkat nasional yang dilaksanakan di Hotel Matos, Mamuju, Sulawesi Barat.
Turnamen Kejurnas Catur ke-50 ini dilaksanakan pada 7 s.d. 13 November 2025.
Hasri Salam bangga bisa mengirimkan 6 atlet catur dari Mateng mewakili Provinsi Sulawesi Barat.
Dan, kata Ruli, hari ini, Sabtu, 8 November, Dafa junior mulai duduk di depan meja catur: bertanding melawan pecatur dari provinsi lain di Indonesia.
Ayah Dafa berharap anaknya bisa menang di ajang ini dan mendapat poin 4,5 untuk mencapai predikat Master Percasi atau MP.
“Kalau dapat 6 poin, ya dia sudah gelar Master,” sebut Ruli bangga penuh harap.
Obat pemulih sakit Dafa Putra diselipkan ayahnya dalam tas saat berangkat di Topoyo. Tampak benar Dafa tak seceria biasanya.
Meski begitu, ayah-ibunya di Topoyo yakin Dafa melaju dalam pertandingan besar ini. Demikian hanya KONI Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) dan Bupati Mateng Dr. H. Arsal Aras.
Doa dan dukungan KONI serta bupati, Hasri Salam tak lupa haturkan terima kasih. Sesibuk gesitnya mengurus atletnya semalam di area ruang loby hotel, Hasri berbicara singkat pada media ini.
“Para pihak di Mateng sangat mendukung kami bisa mengirim pecatur mewakili Sulawesi Barat. Apresiasi beliau-beliau cukup tinggi,” sebut Hasri Salam.
Dikutip dari Mekora.id, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-50 resmi dibuka di Mall Matos Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat, 7 November 2025, malam.
Ajang bergengsi ini diikuti sekitar 600 pecatur dari 30 provinsi di Indonesia.
Ketua Pengprov Percasi Sulawesi Barat, Muhammad Jayadi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh kontingen yang hadir. Ia menyebut pelaksanaan Kejurnas kali ini menjadi momentum bersejarah karena baru pertama kali digelar di Sulawesi Barat.
“Terima kasih kepada seluruh atlet dari berbagai provinsi yang telah hadir. Ini menjadi sejarah baru bagi kami karena untuk pertama kalinya Sulbar menjadi tuan rumah Kejurnas Catur,” ujar Jayadi, tulis Mekora.id
Ketua Umum PB Percasi, Grand Master (GM) Utut Adianto, dalam sambutannya mengatakan Kejurnas ke-50 ini memiliki nilai historis tersendiri bagi dunia catur nasional. Menurutnya, perjalanan panjang Percasi harus menjadi motivasi untuk terus melahirkan generasi pecatur unggul Indonesia.
“Kejurnas pertama dulu digelar di Tegal dan hanya diikuti 12 pecatur. Kini, setelah 50 tahun, pesertanya mencapai 600 atlet. Ini pencapaian luar biasa,” tutur Utut.
Ia menekankan bahwa pembinaan berkelanjutan adalah kunci utama mencetak pecatur kelas dunia.
Melalui Kejurnas ke-50 ini diharapkan menjadi titik lahirnya bibit-bibit pecatur muda potensial dari seluruh Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Mamuju melalui kegiatan olahraga berskala nasional.
“Bakat itu penting, tapi pembinaan yang konsisten jauh lebih menentukan. Di mana ada anak pintar dan mau belajar, di situlah harus ada pelatih yang mendampingi secara terus-menerus,” ujarnya, mencontohkan Magnus Carlsen, juara dunia asal Norwegia, sebagai bukti pentingnya latihan dan evaluasi yang berkesinambungan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Barat H. Salim Said Mengga dalam sambutannya menyoroti pentingnya semangat sportivitas dan persaudaraan dalam ajang nasional ini.
“Kemenangan sejati bukan hanya soal hasil pertandingan, tapi pengalaman, silaturahmi, dan semangat yang didapatkan,” Salim S. Mengga.
Gelaran Kejurnas ke-50 ini diharapkan menjadi titik lahirnya bibit-bibit pecatur muda potensial dari seluruh Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Mamuju melalui kegiatan olahraga berskala nasional.
Bagi masyarakat Mamuju, dan Sulawesi Barat, bisa datang menonton berjarak dinamika dan romantikanya di luar permainan di atas papan catur.
Di Mall Matos, tempat kejurnas ini digelar, tersedia rupa-rupa barang belanja. Yang punya duit, silakan: bisa bayar tunai dan pakai aplikasi belanja QRIS.
Di depan Hotel Matos banyak penjual, berjejal rumah toko (ruko): dari makanan cepat saji hingga barang keperluan rumah tangga.
Satu hal yang penting: kemeriahan di ibu kota provinsi ke-33 di Indonesia ini, jangan dinodai hanya lantaran “kekurangan” kecil panitia pelaksana. Soal penjemputan dan penginapan peserta ada solusinya. Soal jaket peserta atau kontingen, bisa tak dibeli jika dana kontingen tak disediakan untuk itu. Pakai baju olahraha biasa tak mengurangi sportifitas dan daya tanding di papan catur.
Selamat bertanding. Jaga silaturahmi sebangsa.
RULI SYAMSIL – SARMAN









