TRANSTIPO.com, Mamuju – Demokrasi yang sudah baik ini jangan kita nodai. Kita tak mungkin akan mundur ke belakang. Hal itu disampaikan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Profesor Muhammad di hadapan seluruh personil Panwas Sulawesi Barat di Mamuju, Sabtu sore, 3 September 2016.
Prof. Muhammad datang di Mamuju bersama komisioner KPU RI Hadar Nafis Gumay dan DKPP Profesor Ana Erliana dalam rangka menghadiri acara Launching Pilgub Sulawesi Barat 2017, dilaksanakan oleh KPU dan Bawaslu Sulawesi Barat di Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju, Sabtu sore, 3 September.
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) adalah salah satu penyelenggara Pemilu yang dipercaya oleh masyarakat.
“Tapi terkadang juga masyarakat tak percaya dengan para pengawas itu karena adanya gerakan-gerakan yang dilakukan oleh oknum tertentu,” tegas Muhammad ketika beri sambutan.
Dosen Unsulbar ini mengatakan bahwa diandaikan dalam sebuah kompetisi/pertandingan, masyarakat membangun kepercayaan kepada wasit dalam hal ini Panwas.
“Jika wasitnya curang maka pasti masyarakat akan merasa kesakitan dan kurang percaya lagi kepada wasit itu.”
Di hadapan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi barat serta seluruh jajaran Bawaslu dan Panwas se-Sulawesi Barat, Muhammad menginstruksikan kepada Panwas, “Menjelang Pilgub Sulawesi Barat, tak boleh ada Panwas minum kopi bareng dengan tim sukses salah satu pasangan calon. Atau bahkan tak perlu ngopi di warkop, minum kopi di kantor saja.”
Profesor Muhammad menjelaskan, nongkrong di warkop dan itu dilihat oleh masyarakat maka akan mengurangi kepercayaan masyarakat kepada Panwas.
“Apalagi kalau yang traktir orang tim sukses. Wah ini lebih parah lagi. Saya minta kepada teman-teman wartawan fotokan saya jika Anda menemukan ada petugas Panwas yang ngopi bareng dengan tim sukses di warkop. Kirim ke email saya,” tegas Muhammad.
ZULKIFLI/ANDI ARWIN/SARMAN SHD