
TRANSTIPO.com, Mamuju – Dalam rangka mewujudkan NAWACITA Kabinet Kerja ke-5 dan ke-6, yakni meningkatkan kualitas hidup Bangsa Indonesia, faktor yang penting adalah meningkatkan produktifitas dan daya saing angkatan kerja Indonesia.
Permasalahan ketenagakerjaan saat ini masih cukup besar, kompleks dan multifungsiaonal. Misalnya, tingkat pengangguran terbuka dan tingkat pengangguran yang cukup tinggi, keterampilan produktifitas dan daya saing angkatan kerja yang masih rendah.
“Kegiatan semacam ini sangat penting dan strategis dalam upaya kita mengurangi tingkat pengangguran,” kata Drs. Maddareski Salatin, M.Si, Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemprov Sulbar, saat membuka acara Pameran Kesempatan Kerja atau Job Fair di Aula Hotel Grand Mutiara, Mamuju, Rabu, 3 Mei 2017.
Pameran kali ini diikuti oleh 27 perusahaan yang ada di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Maddareski Salatin mengapresiasinya dengan mengatakan, hubungan industrial yang masih labil yang diwarnai oleh demonstrasi dan pungutan kerja, dapat mengganggu investasi serta proses produksi.
Nah, katanya, dengan permasalahan itu dapat diatasi melalui penciptaan kesempatan kerja atau pameran kesempatan kerja.
Mantan Kepala Biro Humas Pemprov Sulbar ini juga sampaikan, perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Sulbar, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2015, jumlah penduduk Sulbar sebanyak 1,237 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut, katanya lagi, terdapat 616.649 jiwa sebagai angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 20.644 yang masuk dalam kategori pengangguran. Sedangkan tingkat pengagguran di tahun 2016 sebanyak 3,35 persen.
Masih dari data BPS Sulbar, tingkat pengagguran sampai saat ini masih tersebar di Sulbar. Hal itu disebabkan karena beberapa hal, antara lain, pertumbuhan angkatan kerja tinggi, pertumbuhan kesempatan kerja masih rendah, pendayagunaan tenaga kerja yang masih sangat rendah, tingkat pendidikan dan produktifitas tenaga kerja yang masih relatif rendah, dan penyebaran penduduk yang tidak merata.
“Ketidakseimbangan yang diakibatkan adanya kesenjangan informasi antara perusahaan, pengguna tenaga kerja dengan pencari kerja seringkali terjadi perusahaan pengguna tenaga kerja sulit mencari tenaga kerja yang sesuai kualifikasi dan jabatan yang tersedia. Maka dengan dilaksanakannya kegiatan semacam Job Fair ini, dapat terjadi percepatan pertemuan antara pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja. Pada kesempatan inilah antara pencari kerja dan pengguna tenaga kerja dapat bertemu langsung,” harap Maddareski Salatin.
Pelaksanaan Job Fair ini tak terlepas dari partisipasi aktif para pengusaha dalam menyerap ketersediaan tenaga kerja. Adanya lowongan kerja merupakan indikator adanya pertumbuhan di bidang ekonomi, baik di sektor-sektor pemerintahan maupun di dunia usaha lainnya.
Pemprov Sulbar senantiasa memfasilitasi dan berupaya menciptakan sistem usaha yang kondusif dan berpihak pada usaha swasta yang banyak menyerap tenaga kerja.
“Kami menjamin keamanan investor-investor yang berinvestasi di Sulawesi Barat akan merasa aman,” tegas Maddareski Salatin.
Pada pembukaan pameran Job Fair ini dihadiri oleh pimpinan perusahaan, para pencari kerja, jajaran Dinas Tenaga Kerja Sulbar serta undangan lainnya. Advertorial
MUHIDDIN/HUMAS PEMPROV SULBAR