TRANSTIPO.com, Tobadak – Keluarga pasien, sesalkan penanganan di RSUD Satelit Tobadak, yang dianggap abai terhadap pasien yang sedang kritis.
Hal itu ketika pihak RSUD Satelit Tobadak menangani pasien di bawah umur AK (2), Warga Desa Tumbu, KecamatanTopoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).
AK mengalami luka parah bagian kepala, sehingga pihak Ruma Sakit yang menangani menyarankan untuk segera dirujuk.
Meski demikian pada proses rujukan tujuan Rumah sakit Makassar, terhambat di karenakan ambulance milik Rumah sakit Satelit tiba-tiba tak dapat membawa pasien, hanya karena mobil tersebut tidak memiliki Regulator Oksigen.
Hal ini disampaikan oleh keluarga pasien, Sulaeman, sehingga pihaknya menyayangkan hal sepele itu, yang membuat pasien yang kritis tersendat berjam-jam di RSUD Satelit saat ingin segera dirujuk.
“Kejadiannya anak kami ini, AK (2) siang tadi, Kamis 18 November 2021 terjatuh dari tangga rumah, dan luka bagian kepalanya, kemudian keluarga melarikan ke RSUD Satelit Tobadak untuk segera ditangani,” Kata Om pasien Sulaiman, pada laman transtipo Kamis malam 18 November 2021, melalui telpon selulernya.
Ia juga menuturkan tapi, setelah sampai di rumah sakit Satelit Tobadak, sekitar pukul 12:00 wita Kamis 18 November 2021, dirinya (AK) langsung ditangani, di Rongseng, perawat yang menangani. Usai di rongseng, pihak rumah sakit menyampaikan bahwa anak harus cepat di rujuk, karena terjadi retak dikepala, dan mereka tidak mampu karena tidak ada dokter spesialis dibidang itu katanya, alatnya juga tidak mendukung, tambah Sulaeman.
“Tapi saat pasien kami mau rujuk dan naikkan ke mobil Ambulance yang telah dibayar ala tidak diizinkan, alasannya, di mobil ternyata tidak ada ‘Regulator Oksigen” sehingga tidak di izinkan digunakan mobil itu,” Jelas Sulaeman.
“Kami sudah beri saran, kalo disala satu ruangan/kamar di rumah sakit itu ada Regulator, dan bisa dipake di mobil Ambulans, tapi mereka tidak mau mendengar saran itu, ini yang kami sesalkan. Alasannya melanggar aturan, tidak bisa katanya, padahal Regulator itu adaji dikamar, kan bisa dipindah ke mobil Ambulans.” ujar Sulaimen menirukan saat memberikan saran ke pihak rumah sakit.
Masi Sulaeman Ini yang membuat kami jadi sangat lama merujuk ke Makassar, padahal kondisi anak ini sudah sangat kritis. Karena menunggu tidak ada juga usaha mereka untuk regulator itu apa lagi sudah magrib, kita inisiati cari mobil umum diluar, dan uang sewa ambulans 4 juta yang kami telah bayar, kita minta kembali, jelasnya.
“Mudah-mudah pihak terkait memperbaiki sistim ini, padahal hanya karena masala sepeleji, “regulator” jadi kesulitan rujuk,” tutup
Menanggapi kondisi diatas Pihak rumah sakit dalam hal ini Patunrengi saat dihubungi laman ini mengatakan maaf pak, saya belum bisa menjawab soal itu, saya belum menerima laporan nya, ini berjenjang tentu saya terlebih dahulu tanyak ke kepala seksi terkait itu, jadi apa yang kita konfir ini saya sama sekali tidak mengerti, bahka pasien yang kita maksud saya tidak tahu pak, katanya. Kamis 18 November 2021, pukul 22:50 wita.
“Saya kira besoklah pak, siapa yang tangani pasien itu, karena tidak mungkin malam begini saya hubungi satu-satu pak.”tambahnya singkat.
RULY SYAMSIL