Oleh: Jumail
Judul awalnya Karakter Pemilih. Redaksi kemudian menggantinya, Kita Semua Bersaudara. Semoga Penulis memakluminya.
Kalau dipetakan, karakter pemilih dalam setiap hajatan Pemilu (termasuk Pilkada) terdiri dari tiga kategori besar, yaitu: Pemilih ideologis; Pemilih kritis; dan Pemilih oportunis.
Pertarungan antara pemilih ideologis, pemilih kritis dan pemilih oportunis akan terjadi sebentar lagi nanti di bulan Februari 2017, ketika Pilkada serentak kembali digelar.
Pemilih ideologis dengan sekuat tenaga akan mempertahankan ideologinya. Tak peduli siapa pun kandidatnya. Kalau dia diusung partai yang ideologinya sama dengannya maka akan didukung dan dibela habis-habisan.
Saking kuat ideologinya, kalau pun ada banjir atau gunung meletus umpamanya, pemilih ideologis akan memprioritaskan menyelamatkan ideologinya daripada lainnya.
Sementara pemilih kritis akan menjadikan ide, gagasan, track record, visi misi dan program kandidat sebagai orientasi sikap, dukungan dan keberpihakannya.
Sedangkan pemilih oportunis, mereka tidak mempunyai orientasi ideologis dan tidak memiliki sikap kritis. Siapa pun kandidatnya sepanjang mau memberikan keuntungan kepadanya maka akan didukung dan dipilih.
Karena tiga kategori itulah maka setiap hajatan Pilkada selalu penuh emosi, hiruk-pikuk, penuh warna dan penuh intrik. Namun demikian, kita berharap, semoga kerukunan, persatuan dan kesatuan semoga tetap diutamakan, karena kita semua bersaudara (mesa kanne’itau).
Hakekatnya, Pilkada adalah jalan menuju ke demokrasi yang hakiki serta pintu menuju kesejahteraan rakyat. Maka, ayo sukseskan Pilkada (baca: Pilgub Sulbar 2017) dan jadilah pemilih-pemilih yang cerdas dan kritis.
Mamuju, 29 September 2016