
TRANSTIPO.com, Mamasa – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa, Mambu, mewakili Pemerintah Kabupaten Mamasa, melepas perdana 20 ton kentang hasil produksi Kelompok Tani (KT) Sahabat Petani Desa Mellangkena Padang, Mamasa, Sulbar, ke Kalimantan.
Pelepasan ini dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa, Ranterante, Desa Osango, Kabupaten Mamasa, Selasa siang, 22 Agustus 2017.
Kadis Pertanian Mambu, mengatakan bahwa pelepasan perdana 20 ton kentang ke Kalimantan kali ini adalah langkah awal. “Sesuatu yang dikerjakan secara serius akan mendatangkan hasil yang baik untuk kesejahteraan petani,” kata Mambu memuji kinerja kelompok tani itu.
Dengan pengiriman ini, Mambu berharap kelompok tani lainnya bisa termotivasi untuk memproduksi secara massal suatu komoditi. “Saat ini pemasaran sudah bukan masalah lagi, pasar yang datang menjembut hasil,” ujar Mambu sumrigah.
Mambu terus mendorong Kelompok Tani Sahabat Petani agar terus mengembangkan produksinya supaya Mamasa bukan saja dikenal sebagai “kabupaten kopi”, tapi juga menjadi “kabupaten kentang”.
Memang, kondisi di Kabupaten Mamasa sangat baik untuk pengembangan komoditi kentang.
Ke depan, harapan Mambu, agar kelompok tani ini bisa mendapatkan dukungan pendanaan dari pemerintah. Dengan pendanaan itu, katanya, bisa melakukan perluasan area tanam. Kini, kebutuhan pasar sangat tinggi dan nilai ekonomisnya sangat bagus.
Ketua Kelompok Sahabat Petani Demianus Tarra ungkapkan, “Terima kasih kepada Pemkab Mamasa yang selama ini telah aktif memberi dorongan dan pendampingan terhadap kelompok tani mereka sehingga bisa memotivasi petani untuk memproduksi kentang.”
Demianus bilang bahwa saat ini pasar yang mencari hasil produksi ke Mamasa, nah dengan begitu kelompok tani lainnya bisa pula bergerak.
Demianus adalah Direktur Eksekutif Mamasa Community Development Foundation (MCDF). Kepada Pemkab Mamasa dan DPRD Mamasa ia berharap, alokasi anggaran kepada petani diperhatikan.
“Jangan hanya dalam bentuk infrastruktur tapi juga bantuan modal untuk pembukaan lahan pertanian untuk produksi hortikultura,” sebuat Demianus.
Menurutnya, total biaya perhektar untuk lahan baru membutuhkan biaya sekitar Rp 75 juta, dan selama ini kelompoknya hanya mengandalkan pendanaan dari perbankan.
Sebelumnya, mitra usaha Sahabat Petani dari Kalimantan yakni CV. Karya Mutiara menyampaikan, pihaknya siap menampung sebanyak-banyaknya produksi hortikultura dari Mamasa.
Dari sisi operasional mereka, sebut pihak Karya Mutiara, sangat diuntungkan jika produk hortikultura ini diambil di Mamasa. “Bisa memangkas biaya mobilisasi. Hanya saja petani Mamasa harus menjaga kualitas produknya,” sarannya.
FRENDI CHRISTIAN