TRANSTIPO.com, Mamuju – Syahril Hamdani, salah tokoh muda yang ikut berjuang pada pembentukan kawasan barat Sulawesi jadi sebuah provinsi di masa lalu.
Tentu Syahril Hamdani—dosen Unhas kala itu—bangga sebab Sulawesi Barat (Sulbar) telah terwujud jadi satu provinsi di Indonesia.
Meski ia seorang PNS, yang sempat jadi Ketua KPU Polman di waktu lalu, punya banyak catatan dalam perjalanan perjuangan pembentukan provinsi ini.
Pada acara Facus Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Sulbar di d’Maleo Hotel & Convention Mamuju, 20-21 September 2017, Syahril Hamdani tampil sebagai salah pembicara.
FGD ini juga dihadiri oleh Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar. Tentu hadir pula Arifuddin Toppo, punggawa pelaksana acara ini.
Seusai acara, Syahril Hamdai ditanya sejumlah wartawan. Menurut Syahril, harapan kami dalam kegiatan ini agar perjuangan pembentukan Sulbar, yang sudah menjadi provinsi dapat terkawal.
“Cita-cita awal berdirinya Sulbar yang harus kita kawal yaitu memberikan kehidupan kesejahteraan dalam bentuk kata malaqbiq,” kata Syahrir Hamdani.
Para pejuang pembentukan Sulbar, menurut Syahril, memiliki keprihatinan untuk memelihara cita-cita ini, dan ingin mewariskan apa yang sudah menjadi cita-cita awal para pejuang kepada generasi ke depan.
“Apa sih yang sesunguhnya roh dari pembentukan Sulbar itu? Apa sih yang harus kita lakukan? Dan seperti apa sih kata malaqbiq itu?” kata Syahril bertanya-tanya.
Nah, pengantarnya adalah, menurut Syahril sendiri, “Inilah yang perlu disampaikan kepada seluruh masyarakat. Sehinnga forum FGD nantinya mereka berbicara roh perjuangan Sulbar itu seperti apa, dan tentunya kita perlu tahu tentang sejarah itu sendiri. Proses tahapannya seperti apa, yang berperan seperti apa.”
Apakah dalam pertemuan ini nantinya akan dibuat satu referensi dalam bentuk buku?
Syahril menjawab, “Arahnya akan ke situ, dibentuk buku. Setelah itu, akan didistribusi.”
Menurut Syahril, “Buku itu nantinya akan disebar, dan isinya semua merupakan masukan-masukan dalam hal ini cita-cita para pejuang pembentukan Sulbar. Sehingga para pejuang tetap dapat mengawal jalannya roda pemerintahan Provinsi Sulbar untuk menuju kata malaqbiq.”
Apa saja rekomendasi yang lahir dari FGD ini?
“Ada tiga rekomendasi,” kata Syahril.
Rekomendasi dimaksud, ini penjelasan Syahril Hamdani:
Pertama, terbitnya buku perjuangan Sulbar.
Kedua, maklumatnya itu seperti apa rohnya perjuangan yang diketahui untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan roda pemerintahan Sulbar.
Ketiga, lembaga resmi atau forum resmi yang mereka tempati untuk tetap mengawal jalannya pemerintahan di Sulbar.
Mungkin maksudnya, di mana posisi ‘mantan para pejuang’—yang layak—di OPD Sulbar?
RISMAN SAPUTRA/SARMAN SHD