TRANSTIPO.com, Mamuju – Sejak Habsi – Irwan pimpin Mamuju, ia sudah kali kedua beroleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Kali pertama ketika ia—Pemkab Mamuju—diganjar MURI saat launching Gerakan Kembali Bersekolah sebanyak 3.376 anak di Mamuju pada 19 November 2016.
Hanya setahun lebih kemudian, atau pada Selasa, 25 Juli 2017, dalam program Festival Budaya Islam dan Khatam Al-Qur’an sebanyak 7.768 Santri – Santriwati se-Kabupaten Mamuju, Pemkab Mamuju kembali beroleh penghargaan MURI. Ini yang kedua di masa pemerintahan Habsi – Irwan.
Penghargaan ke-8007 yang dicetak oleh MURI ini dengan kategori Rekor Wisuda Khatam Al-Qur’an kepada Santri terbanyak dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) binaan Pemkab Mamuju.
TPQ ini tersebar di seluruh desa dan kelurahan se-Kabupaten Mamuju. Dari merekalah yang tamat baca Al-Qur’an kali ini yang jumlahnya 7.768 anak.
Piagam rekor tersebut diserahkan oleh Manager MURI, Jusuf Ngadri, di sela-sela Festival Budaya Islami di Anjungan Pantai Manakarra, Selasa sore, 25 Juli itu.
Jusuf Ngadri bilang, “Pemkab Mamuju layak mendapatkan penghargaan tersebut, sebab belum ada penamatan santri binaan pemerintah daerah yang mencapai angka 7.768 santri.”
Mentri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, hadir pada gelaran festifal keagamaan tersebut. Lukma juga akui, Pemkab Mamuju layak mendapatkan penghargaan tersebut.
“Ini Khataman Al-Quran yang dikelola langsung TPQ-nya oleh Pemkab Mamuju. Sehingga kemudian layaklah MURI memberikan penghargaan. Ini suatu prestasi yang tentu patut kita syukuri,” puji Lukman Hakim Saifuddin.
Sementara itu, Bupati MamujuHabsi Wahid menyampaikan, pihaknya telah berupaya melakukan pembangunan mental dan spiritual dengan membangun TPQ di 88 Desa dan 13 kelurahan melalui Alokasi Dana Desa (ADD) di Pemkab Mamuju.
Habsi berharap, setiap tahun seluruh TPQ binaan pemkab dapat mengKhatamkan masing-masing 50 santri.
“Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan syiar agama khususnya dalam mempelajari dan mendalami baca tulis Al-Qur’an. Kita berharap, ini dapat kita laksanakan setiap tahun agar daerah ini bebas dari buta aksara Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak, siswa dan masyarakat umum yang beragama Islam,” jelas Habsi Wahid.
DIAN HARDIANTI LESTARI/HUMAS MAMUJU