TRANSTIPO.com, Mamuju – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan pada Mei 2019 di Kabupaten Mamuju terkendali. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, IHK Sulawesi Barat (Sulbar) pada bulan Mei 2019 mengalami inflasi 0,62% (mtm), hal itu menunjukan peningkatan dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,17% (mtm).
Pada bulan puasa tahun 2019 ini, lebih rendah dibanding rata-rata inflasi bulan puasa selama 4 (empat) tahun terakhir yang sebesar 1,01% (mtm). Inflasi terjadi disebapkan kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
“Perkembangan inflasi hingga Mei 2019, secara kumulatif tercatat sebesar 0,19% (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,25% (yoy), hal itu didorong kenaikan permintaan pada bulan puasa khusunya pada kelompok bahan makanan,” kata Dadal Angkoro, Kepala Kpw BI Sulbar melalui rilis pers yang disampaikan kepada transtipo, Selasa, 12 Juni 2019.
Lanjut ia mengatakan, kelompok kebutuhan utama masyarakat Sulbar ini mengalami inflasi sebesar 2,63% (mtm), lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan April 2019 yang hanya sebesar 0,42% (mtm). Inflasi terjadi pada kelompok bahan makanan terutama terjadi pada kelompok ikan segar dan bumbu-bumbuan yaitu komoditas ikan cakalang, cabai merah, dan bawang putih.
“Perilaku nelayan di Mamuju yang cenderung tidak melaut menjelang hari besar keagamaan sehingga terjadi keterbatasan ikan segar di pasar. Selain itu, kenaikan permintaan menjadi faktor umum kenaikan harga bahan makanan di Mamuju termasuk pada kelompok bumbu-bumbuan. Secara kumulatif, inflasi kelompok bahan makanan hingga Mei 2019 mencapai 0,70% (ytd) atau 0,74% (yoy),” katanya.
Kelompok inflasi transpor, komunikasi, dan jasa keuangan juga menyumbang inflasi pada Mei 2019 meski tidak setinggi bahan makanan namun kenaikan harga terjadi pada komoditas angkutan antarkota dan angkutan udara. Hal itu disebabkan meningkatnya permintaan angkutan mudik Idulfitri.
Hal itu cukup berbeda dengan tarif pulsa ponsel yang justru mengalami penurunan harga khusunya pada tarif internet, sehingga hal itu menahan laju inflasi di Mamuju secara umum.
Menurut Dadal Angkoro, Kepala Kpw BI Sulbar, terkendalinya inflasi di Sulbar pada hari besar keagamaan tidak terlepas dari koordinasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten seta Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulbar.
“Pertemuan High Level Meeting (HLM) telah dilakukan sebelum harga mulai mengalami kenaikan. Selain itu, sidak pasar dan komunikasi melalui iklan layanan masyarakat dilakukan secara efektif guna menjaga ekspektasi masyarakat baik dari sisi produsen, pedagang, hingga konsumen,” ucapnya.
Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan perkembangan inflasi akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan bekerjsama sama antarinstansi mewujudkan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan barang, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi menjaga ekspektasi masyarakat).
Hal itu akan diupayakan TPID provinsi maupun kabupaten bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulbar ke depan.
FRENDY