TRANSTIPO.com, Majene – Di waktu perlintasan kami pada Jumat petang, 10 Januari 2025, sekitar pukul 15.00 Wita, ketika melintas di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Majene, tetiba teringat kegundahan cerita seorang kawan.
Cerita itu mengenai kegelisahan pegawai dan staf kantor Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Setibanya di depan kantor balai, halaman parkiran yang ditutupi kanopi, seorang staf yang baru saja memarkir motornya menyambut ramah perkenalan awal kami.
Sejurus dengan itu, dua staf lainnya — yang ketiganya semua perempuan — keluar dari ruang tengah menyambut dan menyapa kami.
“Masuk ki’ pak,” kata kedua staf kantor itu ramah.
Setengah berbisik di antara mereka, terdengar sayup-sayup, “Oh, naparessai kapang ini proyek e.”
Dari samping kiri gedung, sembari memelototi papan proyek yang tersandar di dinding, saya melempar senyum kepada kedua staf yang bergumam itu.
Ketiga staf itu menuntun kami masuk ke ruang belakang yang baru dicat. Ia juga menunjukkan bekas rembesan air dari lantai dua.
“Ini hanya nacet papproyek pak. Itu lantainya rusak, tapi tidak mau naperbaiki,” kata staf di kantor itu.
Benar. Di sisi kanan dalam ruang tampak tehel lantai amblas dan berlubang.
“Waktu kami kasitau pak, nabilang tidak ada dalam gambar,” terang staf itu mengulang komentar tukang yang mengerjakan rehabilitasi balai tersebut.
Dari ruang belakang, seorang ibu paruh baya menunjukkan sebuah ruang kecil dekat tangga luar.
Di ruangan itu terdapat kamar mandi kecil yang juga masuk dalam pekerjaan rehab.
“Ini bak mandi pak naganti jia tapi tidak mau napasang, nataro saja di dalam. Liatmiki pak,” kata ibu itu sembari menunjuk masuk kamar mandi kantor.
Ibu yang lain bilang, dulu tangga sebenarnya ada di sini (mengarahkan telunjuknya ke salah satu ruang tengah), di ruang komputer tapi dipindah keluar.
Saat kami keluar dan menaiki tangga, dua ibu muda mengikutinya. Di tangga mereka sambil bicara. “Itu ruangan di atas pak hanya nacet saja,” ujarnya.
Menurut mereka, hanya tangga dan cat baru di beberapa ruangan dalam dan di luar gedung yang dikerjakan rehab senilai anggaran proyek tersebut.
Tak hanya itu. Staf di kantor balai itu protes ketika mengomentari lantai parkiran yang disemen.
“Masak nasemen. Jadi tidak meresap mi air hujan. Hujan sebentar saja pak tergenang air di depan kantor kami,” keluh staf itu.
Ia sampaikan ke pekerja proyek tempo hari, kasi paving block supaya bisa menyerap air kalau hujan.
“Tapi tidak mau i pak. Selalu nabilang tidak ada dalam gambar,” ujarnya.
Mereka juga tegaskan, “Ada dulu ini lubang saluran pembuangan air. Masak natutup i pak.”
Sudah lama mereka menanti kemana ia menyampaikan keluhan. Dan, pada Jumat sore kemarin, staf ini bergembira dan tampak semangat mencerirakan protesnya pada kami.
“Syukur bapak datang. Lamami kami bilang kemanaki ini melapor e,” katanya sumringah.
Ketika ditanyakan kegiatan di tempat lain, ibu ini billang, “Kalau yang di Pamboang bagus bagus dia pak. Itu juga gedung obat bagus dan bersih.”
Di akhir, nomor kontak disebutkan, bahkan tak lupa bilang, “Nanti saya kasiki’ foto-foto lainnya pak.”
Proyek Rehabilitasi Berbiaya Ratusan Juta
Proyek Rehab/Balai Penyuluhan KB Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, melekat di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemkab Majene.
Proyek ini dibiayai APBD Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2024. Nilai kontrak sebesar Rp285.000.000. Dikerjakan oleh CV Bumi Punggawa Cakrawala Empat Tujuh. Nomor kontrak 007/KONT/DPPKB/DAK/VII/2024.
Pekerjaan ini dimulai pada 18 Juli 2024 dan selesai pada 18 Oktober 2024.
Pekerjaan selesai di atas kertas, tapi protes yang menggunakan kantor balai itu berkeras tak setuju apa yang tampak mereka lihat.
“Besarnya biayanya pak, itu ji nakerja,” kata mereka kompak sembari terbahak.
Gudang Obat Setengah Miliar
Dari Rangas kami menyegerakan ke Lembang, alamat kantor BKKBN Majene. Di belakang kantor itu berdiri sebuah bangunan baru.
Bangunan baru itu dikomandani oleh Rabiah Al Adawiah, S.Si, Apt, Apoteker Ahli Pertama di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, nama lain dari BKKBN Kabupaten Majene.
Ia sedang tak berada di tempat. Oleh seorang staf di kantor BKKBN Majene, kami beroleh nomor kontak Ibu Rabiah.
Keterangan yang diperoleh pada Jumat petang, 10 Januari, sekitar pukup 16.00 Wita, Ibu Rabiah sekaligus penanggungjawab Gedung Obat dan Alat Kontrasepsi yang baru dibangun.
Rehab/Kelengkapan Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemkab Majene.
Sudah tak terdapat papan proyek di sekitar bangunan baru itu.
Informasi lain ditemukan, proyek itu melekat di APBD Majene 2024 dengan pagu sebesar Rp550.000.000. Bangunan ini dikerjakan oleh CV Qiana Cahaya Cemerlang, beralamat di Perumahan Permata Residance Barombong Blok B Nomor 3 Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dikerjakan mulai 30 Juni 2024.
Dikonfirmasi pada Jumat malam sekitar pukul 21.00 Wita, Rabiah Al Adawiah mengatakan,
“Aula pak! Yang samping bukan gudang obat, tp ruang karantina. Gudang obat tidak mungkin bisa kita akses dengan bebas. Sedang obat di apotek saja terbatas yang bisa diliat, apalagi gudang peyimpanan obat,” jelas Rabiah.
Tapi papan informasi yang terpasang jelas dekat bangunan baru itu diterakan penjelasan sungguh terang: Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemkab Majene.
Rabiah Al Adawiah mungkin belum pernah menengok gudang tanggungjawabnya itu.
Ketika ditanyakan seputar proyek itu, ia bilang, “Kurang tahu pak. Saya cuma berkantor. Kalau proyeknya saya ndak tau.”
Di gudang itu– ia menjawab kemudian –isinya antara lain: “Alat dan obat kontrasepsi pak. Iud, implant, suntikan, pil dan kondom.”
SARMAN SHD