TRANSTIPO.com, Mamuju – Seminar dan Saresehan menjelang Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia ke-71 dilaksanakan di Kantor Gubernur Sulbar pagi tadi, Selasa, 4 Oktober 2016, dengan menghadirkan pemateri yang mengupas tuntas sejarah TNI.
Pada sesi dialog dipandu oleh pembawa acara Imelda. Salah satu narasumber, Arqam Azikin, mengharapkan proses kebangsaan harus diperkuat lagi jika menginginkan Negara ini berdirih kokoh dan aman. Makanya postur TNI dan rakyat harus kokoh juga.
“Sekarang anak-anak muda disibukkan dengan teknologi, seperti WA, BBM, FB, dan lain-lain. Pertanyaannya kemudian, apakah di hp-nya itu memasang atau ada hal-hal yang bermanfaat untuk Negeri ini?” kata Azikin seolah beri penekanan yang perlu dijawab masing-masing peserta.
Lanjut Arqam Azikin, ke depan jangan lagi ada politisi mengundang teman-teman tentara untuk ikut-ikut dalam berpolitik. Kalau tentara ini digiring ke politik maka siapa lagi yang mengurus keamanan Negara ini. Biarkanlah mereka (baca: TNI) bertugas pada tugasnya masing-masing.
“Tantangan pertahanan kita sekarang ini adalah anak generasi kita diserang melalui narkoba, paham-paham radikalisme, terorisme, gambar-gambar palu arit, dan gerakan-gerakan yang menginginkan Negara ini hancur,” urai intelektual muda Makassar dan Indonesia timur saat ini.
Arqam menyangkan dan marah keras atas pernyataan yang dikeluarkan oleh seseorang di media bahwa Negara ini harus minta maaf kepada komunis.
“Nursyahbani Katjasungkana pernah mengatakan di media sosial bahwa Negara harus minta maaf kepada komunis. Saya sangat tak sepakat dengan itu. Seandainya saya hadir pada forum waktu itu maka saya langsung usir keluar dari forum itu,” gertak Arqam di tengah peserta seminar Selasa pagi tadi.
“Kalau ada gerakan dan bibit-bibit komunis di Sulbar ini maka tak usah TNI dan Polri yang mengatasi, panggil saya kemudian kita tumpas sama-sama,” pesan Arqam Azikin kepada semua orang yang hadir dalam ruangan itu.
ANDI ARWIN