INI tahun terakhir upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI digelar di Istana Negara.
Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, perayaan di pelataran bangunan peninggalan penjajah Belanda itu selalu meriah, memantik perhatian, dan disiarkan langsung di televisi.
Defile peserta upacara, aubade lagu-lagu Nusantara, pengibaran bendera pusaka oleh Paskibraka, aksi penerbang aerobatik melintas di angkasa ibukota, tembakan salvo meriam, dan aneka atraksi memaksa kita duduk berjam-jam di depan televisi untuk sekadar merasakan aura hari kemerdekaan.
Apalagi selama Presiden Jokowi bertahta di sana, upacara 17 Agustus setiap tahun selalu memunculkan kejutan, dari busana adat daerah yang mulai dikenakan inspektur dan tetamu upacara yang mulai 9 tahun lalu, pertunjukan musik nasional, sampai penampilan Farel Prayoga yang membuat seluruh negeri ikut berdendang dengan lagu bahasa Jawa Ojo Dibandingke.
Tahun depan, lokasi upacara kenegaraan 17 Agustus berpindah ke ibukota baru Nusantara nun di tengah Pulau Kalimantan, di pelataran istana baru yang sekarang sedang dibangun.
Karena itulah, saya begitu ingin hadir langsung menyaksikan upacara terakhir di Jakarta sebagai ibukota negara. Hari Kamis lusa, saya akan datang dan berbaur dengan warga di sekitar trotoar Monumen Nasional. Cukuplah menyaksikan kemeriahan itu dari seberang istana.
Ternyata impian saya disambut dan dibisikkan oleh malaikat ke panitia upacara ha ha ha.
Pucuk dicinta ulam tiba. Hari ini, saya menerima undangan ini. Lengkap dengan gelang dan voucher cenderamata. Dari Presiden dan Ibu Negara.
Diundang sebagai apa? Entahlah sodara-sodara, saya enggan bertanya lebih jauh, khawatir undangan ini ditarik lagi he heee.
Mungkin terdaftar mewakili warga pelosok Nusantara, dari Kecamatan Mambi di pegunungan Sulawesi Barat. Mungkin saya akan datang bersama perwakilan masyarakat 3T: tertinggal, terdepan, dan terluar. Tak usah dipikirkan.
Yang jelas, saya akan datang untuk mewujudkan impian saya sendiri: menjadi saksi upacara terakhir 17 Agustus di Istana Negara, Jakarta.
Tahun depan, semua kemeriahan itu akan berpindah ke Ibukota Nusantara nun di tengah Pulau Kalimantan berikut Presiden dan seisi istananya. (Sumber FB Tomi Lebang)
TOMI LEBANG