Buntu Pepana adalah simbol "eksotik" yang memesona, salah satu gunung kebanggaan masyarakat Mambi dan Rantebulahan. “Berteduh” di bawah gunung ini, selaksa telah menghirup kebahagiaan tiada banding. Siapa yang bisa mencapai puncaknya, maka dia akan jadi bahan pembicaraan seisi kampung dan digelari sebagai jawara. (Foto: Zulkifli)

Itung-itung kasar, sudah ada sekitar 25 ribu—atau bahkan lebih—warga di Kabupaten Mamasa yang menyalurkan hak pilihnya dengan tanpa dipengaruhi oleh politik uang. Di Pilgub 2017 lalu adalah bukti terbaru.

TRANSTIPO.com, Mamuju – Muhammad Zakir Akbar (Rantebulahan-Aralle-Mambi, 40 tahun), Nurmawansyah Rahman Enang (Mambi-Bambang, 40 tahun), Robinson (Tabulahan-Messawa-Mambi, 36 tahun), dan Haji Damris (Tabulahan-Aralle-Mambi, 48 tahun) adalah tokoh-tokoh muda Pitu Ulunna Salu atau separuh wilayah di Kabupaten Mamasa yang diharapkan jadi penyelamat Kabupaten Mamasa di masa depan.

Muhammad Zakir Akbar saat ini bekerja sebagai Konsultan Unicef Sulbar. Nurmawansyah Rahman Enang adalah ASN di Kantor Inspektorat Kota Makassar. Dan, Robinson saat ini aktif sebagai pengacara muda di Jakarta. Sedangkan Haji Damris adalah tokoh PUS di Mamuju yang sudah tak asing dalam politik praktis.

Keempat tokoh muda ini, oleh banyak orang di Eks Mambi atau kini 7 kecamatan di sebuah wilayah di Kabupaten Mamasa, diharapkan maju sebagai calon pemimpin pemerintahan di Kabupaten Mamasa yang akan datang.

Mereka, dan tokoh-tokoh muda lainnya yang banyak tersebar di pelbagai daerah di Indonesia, adalah figur yang sudah lama mengimpikan daerah otonomi baru di pegunungan Sulbar maju setara dengan daerah lainnya di Indonesia.

Salah satu kunci maju dan bermartabatnya daerah pegunungan itu adalah lahirnya pemimpin yang bersih dari politik uang dalam segmentasi demokrasi formal atau pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Sebab dengan begitu, maka tujuan pembangunan kabupaten di bawah pemimpin yang jujur dan bersih dari politik uang saat pilkada akan dengan benar-benar bangun kemajuan kabupaten.

Tak sedikit pihak yang mau jujur kepada laman ini. “Kami sudah capek ditekan untuk mendistribusi uang dalam ajang pilkada pak. Rakyat sebetulnya juga inginkan pemimpin yang baik. Tapi mereka takut kalau tidak terima uang, dan lebih takut lagi jika tidak pilih yang beri uang,” begitu kata-kata mereka kepada laman ini, jujur.

Pemuda Iswar Anwar Tandean bahkan lebih gesit dan gelisah lagi soal harapan akan pemimpin baru di Kabupaten Mamasa kelak.

“Saya akan berjuang pasangkan Obed Nego Depparinding dengan Muhammad Zakir Akbar Yacub di Pemilihan Bupati Mamasa nanti. Saya akan yakinkan Partai PKB Sulbar untuk beri dukungan politik pada keduanya. Tak perlu ada mahar politik. Ini janji saya kakanda,” kata Iswar Anwar Tandean kepada Sarman SHD—kru laman ini—sore tadi via telepon tanpa kabel.

SARMAN SHD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini