TRANSTIPO.com, Mamasa – Di antara wajah lama yang masih diberi kesempatan menduduki jabatan publik strategis di Pemkab Mamasa tahun 2025 ini, beberapa pejabat dipindah ke pos baru untuk penyegaran dan tentunya diharapkan kualitas layanan publik yang baik, meningkat, yang bisa menjadikan Pemkab Mamasa — di bawah komando Welem Sambolangi dan H. Sudiŕman — kian maju, Rakyat yang dipimpinnya sejahtera.
Wajah lama di tempat lama, ini menjadi tanda tanya publik, tapi hanya Tuhan dan Bupati yang tahu jawabannya. Tentulah figur yang kuat dipertahankan.
Wajah lama yang selama ini tak menunjukkan kinerja spektakuler di tempat ia memimpin OPD Pemkab Mamasa, inilah yang kemudian memunculkan ‘kata membosankan’: layak diganti, layak dimutasi.
Anggapan pindah ke pos atau OPD yang lebih baik, itu semata otoritas kepala daerah yang menentukan, sesuai kriteria formil yang dipunyai. Pertimbangan lainnya, ya tentu politis. Ini biasa.
Hari ini, Senin, 10 November 2025, Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, secara resmi melantik sejumlah pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
Prosesi sakral yang dihelat di Aula Kantor Bupati Mamasa tersebut menandai babak baru penataan birokrasi, mengukuhkan individu-individu terpilih untuk mengemban amanah strategis dalam roda pemerintahan daerah.
Pelantikan ini, yang merupakan tindak lanjut dari hasil uji kesesuaian jabatan (Job Fit) dan persetujuan formal dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), diselimuti dengan ekspektasi tinggi terhadap reformasi tata kelola pemerintahan.
Mandat Integritas dan Responsibilitas
Dalam pidato penegasannya, Bupati Welem Sambolangi menyampaikan diktum yang lugas dan berbobot.
Beliau menggarisbawahi urgensi dari jabatan yang diemban, menegaskan bahwa posisi tersebut bukanlah sekadar pencapaian hierarkis semata, melainkan sebuah amanah rakyat yang menuntut dedikasi, integritas, dan rasa tanggung jawab yang paripurna.
“Saudara-saudara yang baru saja disumpah, sadarilah bahwa di pundak anda kini terpikul harapan kolektif masyarakat Mamasa. Jalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya, dengan tanggung jawab yang utuh, serta hindari setiap bentuk penyimpangan yang dapat mencederai marwah birokrasi,” ujar Bupati dengan nada yang sarat ketegasan.
Mekanisme Pengawasan Kinerja Triwulanan
Lebih lanjut, pemimpin politisi Golkar ini menyampaikan peringatan keras perihal standar kinerja yang wajib dipenuhi. Welem menekankan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) tidak akan mentolerir performa yang medioker atau stagnan.
Dalam upaya mewujudkan birokrasi yang adaptif dan berorientasi hasil, Bupati Welem Sambolangi mengumumkan mekanisme pengawasan dan evaluasi kinerja yang ketat.
Menurut Welem, Pemda Mamasa akan memberlakukan audit kinerja secara intensif terhadap seluruh pejabat Eselon II.
Selain itu, peninjauan kinerja akan dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan) sebagai instrumen untuk mengukur capaian program, efisiensi anggaran, dan kualitas pelayanan publik.
Evaluasi periodik ini akan menjadi parameter fundamental dalam penentuan keberlanjutan atau pergeseran posisi, guna memastikan setiap jabatan diisi oleh sosok yang benar-benar kompeten dan produktif.
Penegasan ini meneguhkan komitmen Bupati Welem Sambolangi dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip meritokrasi dan akuntabilitas demi tercapainya akselerasi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mamasa.
Selama bekerja. Selamat mengabdi.
ANCHA’ – SARMAN










