TRANSTIPO.com, Mamuju – Victor Paotonan, lahir di kampung Banggo, sebuah kampung di Mamasa, 50 tahun silam. Ia beristrikan dengan Yohana Limbong Bonga, dan dua anaknya yakni Elva Maharani dan seorang adiknya lelaki.
Anwar Adnan Saleh mengakuinya bahwa Victor Paotonan adalah pejuang sejati pembentukan Kabupaten Mamasa. Memang, sejak awal 1999 silam, Victor-lah motor penggerak utama gerakan pembentukan Kabupaten Mamasa.
“Memisahkan diri dari Kabupaten Polewali Mamasa kala itu, bukanlah perkara gampang. Butuh kesabaran, ketabahan, dan pengorbanan segala hal. Seandainya perjuangan itu dikerjakan secara tidak luar biasa, maka Kabupaten Mamasa—mungkin—belum akan terwujud hari ini,” kata Victor tiga tahun lalu.
Dalam buku, Victor Paotonan: Sang Maestro di Pojok Bangsa (Sarman Sahuding, 2004), Victor Paotonan bercerita tentang satu kejadian yang memilukan—dan itu yang tak akan pernah dilupakan, selama hidupnya.
“Pernah sekali waktu, di tengah perjuangan pembentukan Kabupaten Mamasa, anak saya Elva Maharani yang masih kecil, sampai-sampai tak makan dua hari dinda. Padahal waktu itu saya Anggota DPRD Polewali Mamasa. Betapa beratnya perjuangan, betapa pahitnya yang saya alami dalam menuntut pemekaran Polewali Mamasa,” kisah Victor, suatu waktu.
Ketika Mamasa telah jadi kabupaten, Victor tak berhenti berjuang. Menurutnya, kabupaten hanyalah pintu gerbang pertama untuk membangun pegunungan. Cita-citanya membangun daerah dan warga di pegunungan Mandar besar ini tak berhenti setelah Mamasa jadi kabupaten.
“Saya hanya ingin melihat warga Mamasa dan pegunungan lainnya setara hidupnya dengan warga kabupaten lainnya di Nusantara ini,” janji Victor pada dirinya sendiri.
SARMAN SHD
Trima kasih PpElva Alm. Victor Pao’tonan atas jasamu dlm perjuangan pembentukan kabupaten Mamasa. Selamat hari natal 25 Desember 2019 semoga Engkau ditempatkan di Sisi-Nya.. Amin