ANIES Baswedan akhirnya memilih calon pendampingnya di palagan Pemilihan Peesiden 2024. Ia konon memilih Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Kabarnya, Anies-Cak Imin akan diumumkan dalam satu dua hari ini.
Partai Demokrat yang sejak semula mendorong sang ketua, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres Anies kecewa berat. Baliho-baliho bergambar Anies-AHY diturunkan dari sudut-sudut jalan.
Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya bersuara keras. Rentetan peristiwa yang terjadi beberapa hari ini, kata Riefky, “merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan ….”
Duh.
Padahal baru beberapa waktu lalu, Cak Imin terlihat paling depan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto. Ia tertawa lebar-lebar di sisi Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang datang tergopoh-gopoh mengantar dukungan partainya.
Begitulah. Begitu banyak pergerakan di balik panggung, tikung menikung di luar lintasan dan di belakang ruang pertemuan. Bagi Anda yang tak menaruh perasaan di urusan ini, mari sama-sama berkhidmat sebagai penonton yang baik.
Memang begitulah dunia politik yang penuh intrik dan siasat. Orang-orangnya berpusing seperti roda-gigi, berganti pasangan, bertukar kawan seiring, seperti bergantinya siang menjadi malam. Biasa saja.
Lalu akan bagaimana serunya panggung kontestasi pemilihan presiden tahun depan? Mari berandai-andai. Atau boleh juga berharap. Saya sih, senang jika empat pasangan ini melangkah ke gelanggang pilpres 2024:
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Erick Thohir, Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil, dan terakhir, pasangan dadakan Sandiaga Uno-Agus Yudhoyono.
Ini hanya utak-atik tak penting seorang warga, bekas pewarta, yang kebetulan adalah cucu nabi. Benar tidaknya, terjadi atau gagal, terbukti atau tidak — waktulah yang akan menjawabnya.
TOMI LEBANG