Sungai NIL

865
TOMI LEBANG

NIL — Tak ada Mesir tanpa Sungai Nil. Sungai ini mengalir, membelah gurun, membawa kehidupan, membentuk kota-kota dan permukiman-permukiman.

Disuburkannya tanah-tanah tempat penduduk Mesir bertani dan bercocok-tanam, dan mengembangkan peradaban semenjak ribuan tahun yang lalu.

*****

Langit cerah, malam berbintang, udara tak panas benar malam ini tatkala saya berbaur dengan seratusan orang naik ke geladak The Pharaohs berpesiar menyusuri Sungai Nil.

Kapal ini sebenarnya restoran terapung yang membawa para pelancong menikmati malam kota Kairo seraya bersantap diapit gemerlap lampu kota, dan dihibur musik dan tari perut dan tanura.

Di haluannya terpacak dua patung kembar Dewa Horus seolah memandu kapal membelah air. Musik berdentam-dentam, penari meliuk dan berputar, dan saya makan hingga kenyang.

Malam ini Sungai Nil padat oleh perahu wisata. Kian malam kian semarak. Suara musik dari kapal-kapal itu terdengar nyaring dan saling beradu. Inilah kehidupan malam kota Kairo — metropolitan berpenduduk hampir 10 juta — yang paling populer.

*****

Sungai Nil ini sesungguhnya berhulu di mata air yang mengalir ke danau di Rwanda dan Burundi lalu membentuk sungai sepanjang 6.650 km.

Sungai ini membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, Sudan Selatan dan tentu saja Mesir di mana Sungai Nil bermuara di laut Mediterania di wilayah kota tua Alexandria.

Dalam perkiraan para ilmuwan, Sungai Nil sudah mengalir selama 30 juta tahun dan tak pernah surut entah sampai berapa milenium lagi. Di kota Kairo, Sungai Nil membawa endapan lumpur yang bahkan membentuk delta kawasan Al Jazeera.

Di Sungai Nil pula, sekian milenium silam, perempuan Mesir, Yukhabad melarung bayinya Musa untuk menyelamatkannya dari Firaun.

Sang penguasa bermimpi kekuasaannya akan hancur oleh seorang laki-laki yang akan lahir. Semua bayi laki-laki yang lahir seusai datangnya mimpi itu hendak dibunuhnya.

Bayi Musa selamat. Ia malah diangkat dari Sungai Nil oleh Asiyah, istri Firaun. Asiyah kemudian menjadi ibu angkat Nabi Musa as.

Begitulah. Malam ini, Sungai Nil di satu bagian Kota Kairo semarak hingga larut. Kapal-kapal lalu-lalang, musik berdentam-dentam, penari meliuk dan berputar.

Selamat malam kota Kairo.

TOMI LEBANG

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini